KedaiPena.Com – Sejarawan asal Universitas Sumatera Utara Wara Sinuhaji mengingatkan masyarakat agar tak perlu takut dengan beredarnya isu PKI akan kembali muncul di Indonesia.
“Kita tak perlu takut dengan PKI. Karena PKI itu sudah tidak ada. Dan pusat komunis, Uni Soviet saja sudah bubar. Selain itu, China yang juga katanya menggunakan Ideologi Komunis nyatanya mempraktekkan kapitalisme,†ujar Wara kepada KedaiPena.Com melalui seluler, Selasa (10/5).
Isu yang belakangan muncul di tengah-tengah masyarakat, sambungnya sengaja diciptakan oleh pihak tertentu untuk sebuah kepentingan. Peredaran isu itu, sambungnya hanya sebuah test case yang dilakukan pihak tertentu untuk mengetahui reaksi masyarakat ketika isu PKI dimunculkan
“Isu PKI muncul kembali ini sebenarnya tidak ada. Isu ini hanya hal yang dibuat-buat, karena yang ada hanya rekonsiliasi G30S/PKI itu. Dan yang muncul ke permukaan seperti simbol palu arit bukanlah sebuah ancaman,†ungkapnya.
Menurut Wara, kebencian masyarakat terhadap PKI dapat dikatakan sebagai produk propaganda pemerintah orde baru. Jika memang PKI bersalah, lanjut ia, bukan berarti orang-orang yang berafiliasi dengan PKI terlibat masalah, dan tidak pantas untuk ditanggapi secara berlebihan. Karena menurut Wara, Komunis itu seperti sebuah lembaga. Dan jika komunis melakukan kesalahan, yang melakukan hanya oknum, dan bukan semua orang yang berafiliasi dengan komunis atau PKI.
“Jangan sampai anggota komunis yang tidak tahu apa-apa, bahkan dia pun tidak tahu salahnya langsung dipenjarakan dan dibunuh. Ini serupa dengan rezim orde baru, dimana pada waktu itu selama lebih dari 30 tahun yang berkuasa adalah Partai Golkar. Dan banyak masyarakat yang tertindas waktu itu, lalu apakah kita harus memusuhi semua orang yang berafiliasi dengan Partai Golkar? Kan tidak begitu juga,†paparnya.
Oleh sebab itu, jelasnya lagi, untuk bisa membuat masyarakat tidak khawatir terhadap isu PKI ataupun komunis, seharusnya pemerintah menyikapi rekonsiliasi peristiwa G30S/PKI dengan bijak. Karena, sambungnya, dengan adanya rekonsiliasi G30S/PKI, pemerintah dan Angkatan Darat harus bertanggung jawab.
“Cari siapa saja yang terlibat dalam kejadian 1965. Negara harus berani mengakui jika memang bersalah. Karena kejadian G30S/PKI ini membuktikan, bahwa waktu itu negara tidak mampu melindungi rakyatnya. Dan ribuan orang yang dibunuh pada waktu itu belum tentu semuanya komunis,†terang Wara.
Sebagai pakar sejarahwan, Wara kembali menyarankan kepada seluruh masyarakat untuk memperbanyak literatur sejarah agar tidak terjebak pada propaganda orde baru tersebut.
“Saya punya banyak literatur yang berbeda dengan pemerintah. Jangan takut dengan PKI, jika anda tidak tahu apa-apa tentangnya. Bagaimana bisa kita takut dengan sesuatu yang tidak kita ketahui. Dan lagian saat ini mereka juga sudah tidak punya kekuatan apa-apa lagi. Lantas apa yang harus kita takuti tentang mereka,†tandasnya.
(Iam/Dom)