KedaiPena.com – Indonesia International Sustainability Forum atau ISF 2024 ke-2 akan kembali digelar pada tanggal 5 September di Jakarta. Acara yang digagas oleh Kemenko Maritim dan Investasi bersama Kadin Indonesia ini akan menjadi terobosan dalam mengantisipasi isu perubahan iklim.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Rachmat Kaimuddin menyampaikan ajang ini akan mempertemukan para pemimpin dunia, CEO, dan pakar keberlanjutan dalam mendorong terobosan bisnis untuk mengatasi isu perubahan iklim.
“Kita sekarang berada dalam detik-detik penentuan, a make-or-break moment, karena setiap langkah kecil yang kita jalankan dapat menyebabkan kemunduran atau kemajuan untuk mengatasi krisis iklim. Mengingat sebagian besar emisi gas rumah kaca global berasal dari kegiatan bisnis dan industri, maka perlu ada keterlibatan pihak swasta yang lebih aktif dalam agenda keberlanjutan. Dunia bisnis harus berani melangkah, berinovasi, dan memimpin proses menuju masa depan berkelanjutan yang lebih hijau dan inklusif melalui upaya-upaya kolaboratif yang akan dipaparkan oleh ISF 2024,” ujar Deputi Rachmat, Kamis (25/7/2024).
Deputi Rachmat menambahkan bahwa ISF juga akan memberikan informasi terkini mengenai proses dekarbonisasi Indonesia yang merupakan inti dari komitmen iklim Indonesia.
Shinta Widjaja Kamdani, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman Investasi dan Luar Negeri Kadin Indonesia, menambahkan bahwa sektor bisnis dan para pelaku bisnis global memiliki peran yang sangat penting dalam mempromosikan praktik dan agenda keberlanjutan.
“Tak akan ada masa depan di planet yang mati. Inilah sebabnya kita perlu memastikan keberlanjutan dunia saat ini. Kita dihadapkan pada keadaan darurat yang seharusnya menjadi perhatian semua orang, termasuk dunia korporat. Lebih dari itu, mengadopsi keberlanjutan melalui praktik dan standar Environmental Social Governance (ESG) menawarkan alasan bisnis yang kuat karena perusahaan yang berfokus pada ESG tidak hanya berkontribusi positif terhadap keberlanjutan, tetapi juga menarik lebih banyak investasi, mencapai kinerja keuangan jangka panjang yang lebih baik, dan mengelola risiko dengan lebih efektif. Oleh karena itu, sekaranglah saatnya bagi komunitas bisnis untuk mengadopsi keberlanjutan sebagai strategi inti,” ujar Shinta.
ISF 2024 merupakan ajang resmi pemerintah Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan didukung oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia).
Lebih dari 5000 orang diharapkan hadir di forum ISF 2024 yang akan menjadi perhelatan isu keberlanjutan terbesar di kawasan Asia-Pasifik, setelah COP29 di ibukota Azerbaijan, Baku. Forum ISF 2024 juga diharapkan akan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang akan dibawa ke COP 29 di bulan November mendatang.
Beberapa tokoh yang akan menjadi pembicara utama dalam ISF 2024 antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Industri dan Teknologi Informasi Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jin Zuanglong ; Menteri Lingkungan Hidup RRT, Huang Rungqiu; Menteri Lingkungan Hidup Republik Demokratik Kongo, Eve Bazaiba ; Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kelautan, Peter Thomson; dan Direktur Divisi Perubahan Iklim di United Nations for Environment Programme (UNEP), Dechen Tsering. Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, mengatakan bahwa ISF telah menjadi platform utama bagi para pelaku bisnis global untuk memperdalam kolaborasi dalam praktik-praktik keberlanjutan.
Lebih dari 100 pembicara dari sektor bisnis, masyarakat sipil, dan pemerintah akan berbicara dalam 10 sesi panel dan 15 sesi tematik. Sesi panel akan membahas berbagai isu agenda keberlanjutan seperti transisi energi hijau dan teknologi, sumber daya manusia, teknologi dan inovasi, kehidupan berkelanjutan, pembiayaan hijau, konservasi alam, dan perlindungan keanekaragaman hayati. Terdapat pula forum inklusif yang dilengkapi dengan panggung terbuka, menampilkan komunitas dan organisasi sosial yang memiliki rekam jejak kuat dalam praktik-praktik keberlanjutan.
Laporan: Tim Kedai Pena