KedaiPena.Com- Politikus senior PDI Perjuangan atau PDIP Andreas Hugo Pareira menilai jika gimmick gemoy yang dicitrakan oleh calon presiden (capres)nomor urut 2 Prabowo Subianto telah mengalahkan pertarungan-pertarungan soal gagasan di Pilpres 2024.
Yang lebih ironi, kata Andreas, ialah gimmick gemoy terus bersilewaran namun undangan bertarung gagasan di universitas dihiraukan oleh cawapres Prabowo Gibran Rakabuming Raka atau GRR.
“Gimmick-gimmick (gemoy) ini bahkan mengalahkan pertarungan gagasan capres- cawapres yang dimotori oleh kampus-kampus. Ironinya, gimmick bersilewaran sementara udangan untuk bertarung gagasan di kampus dihindari oleh cawapres GRR,” kata Andreas, Senin,(27/11/2023).
Andreas mengingatkan, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan bahwa proses di Pilpres 2024 ini sebaiknya dilakukan dengan pertarungan gagasan bukan malah seperti drama korea atau drakor.
“Presiden Jokowi sendiri menyampaikan bahwa proses pilpres kali ini seharusnya dilakukan dengan pertarungan-pertarungan gagasan, bukan drakor-drakor,” tegas Andreas.
Andreas menyindir dipilihnya gimmick gemoy Prabowo menunjukkan bahwa citra pemimpin tegas dan berani tidak terlalu mampu menarik perhatian pemilih khususnya pemilih milenial. Andreas menegaskan, meski lucu gimmick gemoy Prabowo terlihat tidak original.
“Juga kita menyaksikan gimmick pemimpin muda, yang sebenarnya memanipulasi dan mengganggu akal sehat kita, karena tidak sejalan dengan semangat muda seperti para mahasiswa aktivis yang kritis, petarung dan berjuang untuk perbaikan kehidupan bangsa dan negara,” jelas Andreas.
Andreas menyebut, bahwa citra Gibran Rakabuming soal pemimpin muda saat ini adalah gimmick generasi milenial orang yang mendapat keistimewaan dan kemudahan atau privilege karena nepotisme.
“Peristiwa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK) yang melahirkan cawapres Gibran oleh paman Gibran melahirkan kritik publik nasional bahkan internasional, karena menyangkut keputusan kontraversi disuatu lembaga negara yang sangat strategis,” tandas Andreas.
Laporan: Muhammad Lutfi