KedaiPena.Com – Dosen Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan FEM IPB, Prima Gandhi menilai, diversifikasi pangan belum menjadi hal yang pokok di Kementerian Pertanian (Kementan).
“Padahal menurut saya kuncinya, kita ingin ada ketahanan pangan di republik ini harus ada komplementer bahan makanan utama, bukan beras saja, kalau kita masih dalam beras sulit,†ungkap dia di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (14/9/2018).
“Kita tahu juga kemarin di Papua yang sangat sedih, di sana bencana yang datang mie instan kemudian orang-orang Papua busung lapar. Yang tadinya biasa makan sagu dikasih makan mie, nah hal-hal seperti ini sederhana tetapi berdampak panjang, padahal yang tadinya sagu sudah sangat melimpah di Papua contohnya ya dipaksa makan beras,†sambung dia.
Prima, begitu ia disapa menegaskan bahwa sedianya DPR harus mempertanyakan secara jelas strategis diversifikasi untuk ketahanan pangan Indonesia kepada Kementerian Pertanian.
Ia mengingatkan hal tersebut lantaran bahwa diversifikasi pangan merupakan cara agar bangsa ini tidak tergantung dengan impor beras kembali.
“Namun ketika kita bicara mengembalikan budaya, ini bukan pekerjaan yang mudah, apalagi kita tahu gempuran impor gandum hampir , mungkin kita tak sehari itu makan gandum, roti dan yang lain, ini juga sangat memprihatinkan,†ujar dia.
Prima menambahkan, gerakan diversifikasi pangan ini sangat penting. Hal tersebut lantaran Bung Karno mengatakan pangan ini merupakan salah satu faktor ekonomi politik.
“Uni Soviet itu bubar bukan karena gerakan perestroika tetapi adanya kelangkaan pangan,†pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh