KedaiPena.Com – Pesepeda harus berbagi dengan pengguna jalan yang lain. Sebab, jalan umum tidak hanya untuk pesepeda.
Demikian disampaikan penggiat ‘Girigahana Cycling Team‘ (GCT), Hendrik Monareh terkait peringatan Hari Bersepeda Internasional yang jatuh pada Kamis (3/6/2021).
“Saya sayangkan sekali kenapa terjadi (konflik antar pesepeda terutama ‘roadbike‘ dengan pengguna jalan lain terjadi),” kata dia di sela ‘Gede Pangrango (Gepang) Loop‘, belum lama ini.
“Karena sebenarnya kalau kita melihat dari ‘history‘, bersepeda kan dekat sekali dengan apa namanya sopan santun di jalan. Jadi kita pesepeda harus benar-benar berbagi, sebab jalan itu kan milik umum, tidak hanya pesepeda,” lanjutnya.
Memang, sikap konflik pesepeda dengan pengguna jalan lain kerap terjadi. Yang cukup mengundang perhatian publik adalah saat foto viral pemotor yang mengacungkan jari tengah kepada rombongan pesepeda yang memadati salah satu ruas jalan Jakarta. Hal ini terjadi karena pesepeda memadati jalan sehingga mengganggu pengguna jalan lain.
“Jadi sebaiknya sih kita berbagi dan tidak terlalu kaya arogan gitu lah. Jangan jalan kita tutup atau kita kuasai, seolah-olah punya kita sendiri, itu jangan lah. Karena kan jalan umum, ya ada sepeda, motor, mobil. Dan jangan sampai mereka terganggu karena keberadaan kita dengan jumlah yang banyak,” imbuh HM, sapaannya.
Ia pun heran, dengan jumlah yang banyak, pesepeda cenderung arogan seperti itu. Tapi pesepeda dengan grup kecil, 2-4 orang malah sebaliknya.
“Saya pernah melihat di daerah persawahan, kayak di Majalengka, saya lihat para petani bersepeda ke sawah pagi-pagi naik sepeda. Mereka itu gak ada berjejer berdua. Mereka ngobrol-ngobrol tapi benar-benar satu baris panjang, saya lihat sampai 12 sepeda tapi tertib dengan pakaian khas tani,” lanjutnya.
Ia pun berharap, jangan sampai karena sebagian kecil oknum pesepeda tapi merembet terhadap rusaknya imej bersepeda.
GCT ‘Gepang Loop’
Sementara itu, penggiat GCT Erwin Zahrudin mengatakan, even ‘Gepang Loop‘ yang dibuat pihaknya dilakukan untuk mengakomodir pesepeda pemula untuk bisa merasakan bersepeda mengitari kaki gunung Gede-Pangrango.
“Kalau ‘one day trip‘ gak bisa dirasain pemula. Makanya kita buat lebih ringan dengan 2 hari 1 malam, dengan adanya ‘loading‘. Jadi buat mereka yang belum pernah ‘touring‘ di atas 100 km bisa merasakan,” kata Erwin.
Dia menambahkan, GCT awalnya diinisiasi alumni Mapala Girigahana UPN Veteran yang suka bersepeda. Tapu kemudian, banyak rekan dan simpatisan yang ikut terlibat. Maka namanya berubah menjadi ‘GCT And Friend‘.
“Kegiatannya beragam. Tapi tetap ada nuansa ‘adventure‘. Sebut saja ‘bike camp‘, latihan rutin, aksi sosial dan lain. GCT And Friend sudah jalan 3 tahun, tapi makin aktif lagi pas pandemi. Yang gak maen sepeda, pada maen lagi,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan