KedaiPena.Com – Insiden pembakaran bendera PDIP yang terjadi saat aksi demonstrasi menolak RUU HIP diprediksi akan berdampak panjang bagi politik di tanah air. Demikian disampaikan Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno.
“Dampak politik pembakaran bendera ini akan panjang karena sudah menyangkut wibawa dan kehormatan partai. Hukum bisa selesai memang, tapi efek politiknya akan panjang,” ungkap Adi kepada wartawan, Sabtu, (27/6/2020).
Adi menilai, akan muncul konflik antara sebagian kelompok Islam (PA 212) dan nasionalis dalam hal ini PDIP pasca insiden pembakaran bendera PDIP tersebut.
Meskipun, lanjut Adi, semua perdebatan hingga tuduhan aktor di balik insiden pembakaran bendera partai tersebut akan selesai ketika sudah berada di jalur hukum.
“Saat ini PDIP tak percaya pembakaran bendera partainya hanya kebetulan. Karena yang ikut demo pasti dalam satu kesatuan. Begitu pun PA 212 bisa membantah bahwa itu ada penyusup. Tapi semua tudingan dan bantahan akan clear kalau sudah hukum yang bicara. Akan keliatan secara terang benderang siapa aktornya,” papar Adi.
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) ini pun berharap, agar konflik yang terjadi akibat insiden dari pembakaran bendera PDIP ini dapat diselesaikan dengan kepala dingin.
“Karena berbeda pendapat boleh tapi jangan sampai merusak. Selesaikan dengan kepala dingin. Bangsa ini mesti dirawat dan dijaga bersama. Beda pendapat boleh tapi jangan sampai merusak apapun,” tandas Adi.
Sementara itu, ratusan kader dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Jakarta Utara berunjukrasa di di Polres Jakarta Utara, Jumat (26/5/2020). Mereka menuntut aparat kepolisian segera mengusut tuntas kasus pembakaran bendera partai berlambang Banteng itu.
Ratusan massa itu memadati Jalan Yos Sudarso depan Mapolres Jakarta Utara, Jumat siang hingga sore hari. Massa aksi menggunakan baju merah dan membawa berbagai atribut partai dan spanduk seperti “Kami Bukan HTI, Kami Bukan PKI, Kami PDI Perjuangan”.
Koordinator aksi Brando Susanto mengatakan sebagai warga negara yang taat hukum, maka sudah kewajiban kader melaporkan keberatan kepada pihak yang berwajib secara positif.
“Jangan ada lagi semangat mengadu domba rakyat dengan pecah belah. Apalagi penghinaan pada lambang dan simbol PDI Perjuangan,” kata Brando Susanto.
Brando yang juga merupakan Sekretaris DPC PDI Perjuangan Jakarta Utara itu mendesak Polri untuk segera menangkap dan mengusut tuntas pelaku pembakaran bendera. Hal itu supaya jangan ada yang coba-coba melakukan perbuatan tercela itu.
“Kita bangsa yang berbudaya luhur, tidak perlu paksakan kehendak dengan penghinaan pada yang lain,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi