Artikel ini ditulis oleh Qonita Luthfiah, Mahasiswa Aktif Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, NIM: 11230920000110.
Sejarah Tahu Sumedang atau kelahiran tahu Sumedang tidak dapat dipisahkan dari sosok Ong Ki No, seorang pendatang dari Tiongkok yang diperkirakan tinggal di Sumedang sejak awal 1900. Ia yang juga dikenal sebagai Babah Eno hidup bersama istrinya yang menyukai kudapan tao-fu atau tahu.Kepopuleran tahu baru dimulai setelah Ong Bung Keng melakukan inovasi. Belajar dari kegagalan, ia mengkreasikan tahu menjadi olahan yang renyah dan gurih pada bagian kulit serta lembut dan berongga di dalam seperti tahu Sumedang yang disantap sekarang.
Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas dari daerah Sumedang, Jawa Barat, yang dikenal dengan teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam. Tahu Sumedang pertama kali diproduksi oleh imigran Tionghoa, Ong Kino, pada tahun 1917. Hingga saat ini, tahu Sumedang telah menjadi salah satu oleh-oleh favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Sumedang. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Sumedang, sekitar 70% dari produksi tahu di Sumedang dijual sebagai oleh-oleh, menunjukkan popularitas dan permintaan tinggi dari konsumen. Pembuatan Tahu sumedang ini dikenal gampang gampang susah, tahu yang telah tercetak ke rak bambu untuk penyimpanan. Tahu yang akan digoreng dikeluarkan dari rak bambu kemudian dipotong dengan menggunakan pisau khusus yang akan langsung membentuk potongan tahu 10 x 10 potong setiap cetakan. Tahu yang telah terpotong kecil-kecil, kemudian direndam ke dalam air berbumbu untuk memberikan rasa. Ingat, jangan pernah menambahkan pengawet untuk tahu. Tahu yang telah direndam air berbumbu, kemudian digoreng dengan menggunakan minyak baru yang melimpah di dalam satu kuali besar penggorengan dengan suhu tinggi.
Contoh Produk Inovatif
Keripik Tahu Sumedang
Salah satu inovasi yang bisa dilakukan adalah mengolah tahu Sumedang menjadi keripik. Keripik tahu akan memberikan pengalaman baru bagi konsumen, dengan tekstur yang lebih renyah dan daya tahan yang lebih lama dibandingkan tahu goreng biasa. Produk ini juga mudah dikemas dan praktis sebagai oleh-oleh.
Tahu Sumedang Isi
Inovasi lainnya adalah membuat tahu Sumedang isi dengan berbagai macam isian, seperti sayuran, daging, atau keju. Hal ini akan menambah variasi rasa dan membuat produk lebih menarik bagi berbagai kalangan konsumen.
Tahu Sumedang dalam Kemasan Vakum
Mengemas tahu Sumedang dalam kemasan vakum akan memperpanjang masa simpannya, sehingga memungkinkan untuk dipasarkan lebih luas, termasuk penjualan online yang dapat menjangkau konsumen di luar daerah Sumedang.
Pendapat Penulis
Penyesuaian dengan Tren Konsumen
Konsumen saat ini cenderung mencari produk yang praktis dan memiliki masa simpan yang lebih lama. Mengembangkan tahu Sumedang dalam bentuk keripik atau dalam kemasan vakum akan menjawab kebutuhan ini, sehingga dapat meningkatkan daya tarik produk di pasar yang lebih luas.
Diversifikasi Produk.
Dengan menciptakan variasi produk seperti tahu isi, pelaku usaha dapat menarik perhatian konsumen yang menginginkan sesuatu yang unik dan berbeda. Diversifikasi ini juga dapat membantu dalam mengatasi kebosanan konsumen terhadap produk yang itu-itu saja, sehingga mendorong penjualan yang berkelanjutan.
Peningkatan Nilai Tambah
Inovasi produk akan meningkatkan nilai tambah tahu Sumedang, baik dari sisi rasa, kemasan, maupun keunikan. Produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi akan lebih mudah dipasarkan dengan harga yang lebih premium, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan bagi produsen.
Saran
Kolaborasi dengan UMKM Lokal, dimana pelaku usaha tahu Sumedang dapat bekerja sama dengan UMKM lokal untuk mengembangkan produk-produk inovatif. Kolaborasi ini dapat mencakup pelatihan teknologi pengolahan makanan, bantuan dalam desain kemasan, dan strategi pemasaran yang efektif.
Penggunaan Media Sosial dan E-commerce. Promosi melalui media sosial dan penjualan melalui platform e-commerce dapat membantu memperluas pasar tahu Sumedang. Dengan strategi digital marketing yang tepat, produk dapat dikenal oleh lebih banyak konsumen dari berbagai daerah.
Pelatihan dan peningkatan keterampilan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam produksi dan pengolahan tahu. Pelatihan ini dapat mencakup teknik penggorengan, pengemasan, serta pengetahuan tentang standar kebersihan dan keamanan pangan.
[***]