KedaiPena.Com – Begawan ekonomi Rizal Ramli mengeritik kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintah, khususnya Menteri Keuangan, yang dinilainya super konservatif. Kebijakan super ketat itu, katanya, menjadi biang keladi dari pelemahan daya beli rakyat selama ini.
Demikian dikatakan Rizal Ramli di Jambi belum lama ini.
“Kebijakan ekonomi super konservatif otomatis menyebabkan pertumbuhan ekonomi turun, dan daya beli rakyat anjlok,†ujarnya.
Kebijakan perekomonian super konservatif tersebut, katanya, tercermin dari upaya-upaya pengetatan kebijakan moneter dan fiskal, seperti pengetatan anggaran. Seharusnya pemerintah memberi kelonggaran terkait kebijakan makro ekonomi.
Selain itu, kata Rizal, tim ekonomi Pemerintahan Joko Widodo mestinya membuat kebijakan yang dapat memompa fiskal dengan menggunakan dana non-APBN. Salah satu caranya dengan menerapkan kebijakan revaluasi aset BUMN.
Dalam hitungan RR, jika revaluasi aset BUMN dilakukan dengan benar dan serius, maka akan bisa meningkatkan aset BUMN menjadi Rp2500 triliun, sehingga bisa mendapatkan dana pinjaman sebesar US$100 milar.
Kebijakan lain yang mesti diambil, lanjut Rizal Ramli, yaitu memompa bisnis ritel dengan cara meningkatkan kredit. Menurut RR, pertumbuhan kredit harus dapat mencapai 15 sampai 17 persen agar roda perekonomian rakyat bisa bergerak.
Mantan Kepala Bulog ini juga menyarankan agar mengganti impor dengan sistem tarif, dan bukan sistem kuota. Ini dilakukan untuk mengurangi kartel yang menyebabkan tingginya harga barang-barang impor.
Laporan: Muhammad Hafidh