KedaiPena.Com – Alam dan lingkungannya senantiasa akrab dengan kita. Udara, air, tanah, tumbuhan, hewan, gunung dapat kita rasakan keberadaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dan kini semakin banyak orang yang ingin tahu lebih jauh tentang alam dan isinya. Mereka ungkapkan melalui kegiatan di alam terbuka.
Berkegiatan di alam terbuka selain memberi rasa segar karena adanya hutan-hutan di tempat-tempat tersebut yang terpelihara, juga menambah pengalaman-pengalaman baru.
Dilansir dari buku Teknik Hidup di Alam Terbuka, terbitan True North, motivasi dari kegiatan alam terbuka memang bermacam-macam. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis seperti kebutuhan lainnya kebutuhan akan pengalaman baru, kebutuhan untuk berprestasi, dan kebutuhan untuk diakui oleh masyarakat dan bangsanya.
Berkemah dan mendaki gunung adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. Lebih jauh lagi kebutuhan untuk mengembangkan dirinya dan kegiatannya dengan mencoba menyelidiki dan mempelajari kehidupan yang ada di alam.
Seperti tumbuhan dan satwa serta gejala alam (air terjun, gua, danau) yang ada di alam terbuka yang dapat memberikan nilai dan arti bukan hanya bagi kelompoknya sendiri, tapi juga kebaikan bersama.
Ini sangat diharapkan dalam rangka memelihara lingkungan hidup. Salah satu masalah yang akan timbul pada saat kita melakukan kegiatan di alam terbuka khususnya berkemah, adalah rusaknya lingkungan hidup tempat kita melakukan aktivitas.
Orang yang tidak mengerti dan memahami tata cara beraktivitas di alam terbuka berpotensi besar merusak lingkungan hidup yang tak dapat di perbaiki.
Hal penting yang harus diperhatikan adalah semakin tinggi dataran yang ditempuh maka lapisan tanah yang subur semakin tipis, hal tersebut rentan terhadap kerusakan struktur tanah, timbunan sampah dan rusaknya saluran drainase.
Itu semua dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup yang tidak dapat diperbaiki dalam jangka waktu kurang sepuluh tahun bahkan lebih.
Pengelolaan tapak perkemahan yang tidak dengan baik menimbulkan polusi. hal ini mengakibatkan ekosistem pada ceruk-ceruk di gunung rusak. Setiap individu yang melakukan kegiatan di alam terbuka khususnya berkemah bertanggungjawab melestarikan lingkungan hidup dimana beraktivitas.
Hal tersebut penting untuk dimengerti, dipahami dan dilakukan oleh setiap individu yang melakukan aktivitas di alam terbuka. Dalam melakukan kegiatan di alam terbuka pada dasarnya didasari dua faktor yang mempengaruhi.
Faktor pertama sifatnya internal atau dari dalam. Artinya datang dari diri kita sendiri. Kalau faktor internal tidak dipersiapkan dengan baik, maka kita terancam oleh bahaya. Persiapan yang kurang akan mendatangkan bahaya bagi diri kita sendiri.
Faktor kedua ialah eksternal (dari luar), yaitu datangnya dari luar diri kita, ahwa faktor yang mengancam dari luar ini datangnya dari objek kegiatan, sehingga secara teknis disebut bahaya objek.
Bahaya ini bisa berupa badai, hujan, udara dingin, kabut, longsoran, hutan lebat dan sebagainya. Faktor eksternal ini masih bisa diperhitungkan meskipun tidak semudah memperhitungkan faktor intern. Kecelakaan yang terjadi umumnya disebabkan oleh faktor internal karena persiapan yang kurang.
Persiapan ini berupa persiapan fisik, perlengkapan, perbekalan, pengetahuan, keterampilan dan mental. Dengan demikian bahwa kegiatan di alam terbuka memerlukan pengetahuan yang memadai, sehingga para pelakunya dapat berkegiatan dengan aman, nyaman, terukur dan mendapatkan nitai tambah serta diharapkan selalu menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas