KedaiPena.Com – Ada lima (5) ciri dan kondisi obyektif sehingga tanda pagar #IndonesiaGelap yang diusung oleh gerakan mahasiswa akhir-akhir ini, masuk akal. Bukan hanya di dunia maya, tagar tersebut menggema di dunia nyata melalui aksi demonstrasi.
Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun mengatakan, ciri pertama, ilmu pengetahuan tidak menjadi panduan secara sungguh-sungguh dalam memandu dan menjalankan pemerintahan, tetapi kepentingan segelintir elit yang memandu jalanya pemerintahan.
“Kepentingan oligarki cenderung diutamakan, bukan kepentingan rakyat,” kata Ubed, saat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi publik ‘Seruan Salemba Kedua’ di Universitas Indonesia (UI), ditulis Jumat (28/2/2025).

Kedua, sambung dia, menguatnya otoritarianisme karena kebijakan negara dibuat tidak mendengarkan aspirasi rakyat. Misalnya buat kebijakan efisiensi tetapi grasah-grusuh tidak mau mendengarkan aspirasi rakyat.
“Ketiga, tidak ada pembeda yang jelas antara pemerintahan yang lama yang buruk yang menggelapkan republik dengan pemerintahan baru. Bahkan penguasa baru cenderung meniru dan berguru pada pemerintahan yang lama,” lanjut aktivis mahasiswa 98 ini.
Keempat, korupsi merajalela tetapi tidak ada ketegasan pemberantasan korupsi. Dalam soal korupsi terlihat tajam kebawah dan tumpul keatas. Tajam ke lawan politik dan tumpul pada kawan politik.
“Kelima, situasinya ada dalam kondisi ‘morbid symptom‘, situasi sakit tetapi tidak ada tanda-tanda untuk sembuh. Kerusakan yang lama masih berlanjut dan tidak muncul solusi yang memecahkan kerusakan tersebut,” tandas Ubed.
Laporan: Muhammad Rafik