KedaiPena.Com – ‘Founder’ Wagleri Ular Indonesia dan ‘Snake Rescue’, Nurdin Hakim, memberikan tips dan trik bagi para pecinta alam, apabila dalam pendakian menuju puncak gunung bertemu ular berbisa. Petunjuk tersebut diberi nama ‘STOP’.
“‘S’ pertama dalam kata ‘STOP’ memiliki arti ‘silent’. Atau jika bertemu ular, yang harus dilakukan adalah diam dan jangan bergerak,” kata Nurdin saat menjadi pemateri di ‘Uji Nyali Tebing Parang’, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu-Minggu (17-18/12).
Kemudian ‘T’ yang memiki arti ‘thinking’. Atau setelah diam, lalu berfikir ular apa yang ditemukan. Lalu ‘O’ atau observasi, yang berarti lihat sekeliling. Jangan sampai karena ketakutan, jadi lepas kendali dalam berfikir dan bisa membahayakan diri sendiri
“Selanjutnya adalah ‘P’ atau prepare. Yang berarti setelah observasi sekeliling. lalu tindakan yang bisa kita lakukan, menghindar, menyingkirkan ular, atau menangkap ular tersebut,” jelas dia.
Selain itu, Jabrik sapaannya, juga memberikan tips and trik untuk korban gigitan ular berbisa. Pertama, kata dia, korban gigitan ular harus tenang dan dibikin tenang.
“Kedua, jangan menyuruh korban untuk istirahat (tidur). Upayakan agar korban tetap sadar atau melek, lalu ketiga kenali jenis ularnya. Jika gak tahu jenisnya, anggap itu ular berbahaya,” jelas dia.
Keempat, lanjut Jabrik, jika darah keluar banyak dan tidak ada perubahan warna pada kulit di lokasi gigitan, kemungkinan besar itu ular tidak berbahaya. Dan jika korban susah nafas, luka gigitan membiru, berarti itu gigitan ular berbahaya.
“Kelima, segera bebat menggunakan ‘elastis bandage’ di atas luka gigitan untuk menghambat laju bisa ular ke jantung dan segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan Serum Anti Bisa Ular (SABU),” ucap dia.
“Dan semoga peserta bisa membedakan mana ular berbisa (berbahaya) dan tidak. Dan peserta juga tahu dan paham bagaimana jika bertemu ular di alam, salah satunya tebing,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh