KedaiPena.Com- Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan nomor urut 1 Rahayu Saraswati didatangi Forum Batak Tangsel untuk Muhamad-Saraswati atau disingkat FBT untuk MuSa.
FBT untuk MuSa melaporkan berbagai masalah yang sampai saat ini tidak bisa diselesaikan oleh Pemerintah Kota Tangsel.
Dalam kesempatan tersebut Saraswati menjabarkan sejumlah program-program unggulan bersama H Muhamad untuk menyelesaikan masalah-masalah di Tangsel.
“Pemulihan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan, permodalan dan pendampingan UMKM, serta program 100jt per RW per tahun, menjadi agenda utama Muhamad-Saraswati karena dampak pandemi Covid-19,” kata Saraswati, di Sekber, Tangsel, Minggu, (4/10/2020).
Tidak hanya itu, lanjut Saraswati dirinya juga menyinggung peningkatan kompetensi dan kesejahteraan pendidik serta penambahan jumlah kursi SMP, SMA.
“Beasiswa perguruan tinggi bagi anak muda Tangsel merupakan program unggulan Muhamad-Saraswati di bidang pendidikan,” lanjut Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini.
Belum lagi, lanjut Saraswati, pembenahan infrastruktur dengan LRT, pembuatan jembatan layang, sistem transportasi publik yang terintegrasi
“Serta Kota Ramah Sepeda menjadi program unggulan Muhamad-Saraswati untuk sektor transportasi,” pungkas Saraswati.
Setelah dialog, Rahayu Saraswati menerima ulos dari Forum Batak Tangsel (FBT) sebagai tanda persaudaraan. Komunitas Batak itu bernama FBT untuk MuSa (Forum Batak Tangsel untuk Muhamad-Saraswati).
Sahala J. Manik warga Tangsel keturunan Batak berharap Kota Tangsel benar-benar menjadi kota untuk semua.
“Banyak keturunan Batak yang sudah menjadi warga Tangsel, harapannya ke depan bisa lebih dimudahkan nasib keluarga Batak, khususnya perbaikan di sektor pendidikan, karena sebelumnya pernah ada bantuan beli buku untuk anak-anak kami di Tangsel, tapi sekarang ada keterlambatan jangan sampai terjadi lagi.” pinta Sahala.
Tahayan yang juga hadir dalam pertemuan itu menyoroti soal ekonomi khususnya UMKM dan akses permodalan.
“Kita tahu UMKM sangat terdampak di masa pandemi ini, banyak masalah yang harus diselesaikan dari soal kepastian hukum, akses permodalan, kapasitas building, kami melihat belum ada political will yang kuat dari Pemkot, padahal ada Perda Nomor 8 tahun 2018, tapi di Pasar ciputat ada 87 pedagang dipindahkan ke Mall.” kata Tahayan memberikan laporan.
Selain itu warga Tangsel juga bertanya soal transparansi penggunaan APBDP, mereka menemukan SMK yang masih bayar, juga masalah-masalah pendidikan lainnya, khususnya masalah tenaga pendidik, minat baca buku para guru dan kemacetan lalu lintas, di setiap persimpangan jalan bagaimana pengaturan dan perputaran seperti di Bintaro dan wilayah lainnya.
Laporan: Muhammad Hafidh