KedaiPena.com – Upaya pemerintah dalam mengembangkan sawit sama sekali tidak disalahkan oleh Begawan Ekonomi Rizal Ramli. Tapi ia secara tegas mengingatkan bahwa sumber daya alam Indonesia tak hanya sawit. Sehingga kalau pemerintah hanya fokus pada sawit dan melupakan bahan pokok yang juga dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, itu sama sekali tak dapat dibenarkan.
Rizal menyebutkan salah satu yang juga harus menjadi perhatian pemerintah adalah keberadaan kedelai. Yang faktanya, hingga saat ini mayoritas kebutuhan kedelai masih import.
“Pemerintah harus melihat, mengapa kedelai selalu import. Sementara produksi dalam negeri terus merosot. Produksi dalam negeri hanya 270 ribu ton. Sementara kebutuhannya 2,5 juta ton pertahun,” kata Rizal, ditulis Sabtu (9/4/2022).
Mantan Menko Maritim ini mengungkapkan seharusnya pemerintah bisa menelusuri mengapa produksi kedelai terus merosot. Padahal wilayah geografis Indonesia memenuhi persyaratan untuk menanam kedelai.
“Alasannya, ya karena petani yang menanam kedelai merasa rugi. Kenapa rugi, karena harga jualnya hanya Rp5 ribu per kilo, sementara harga kedelai import Rp11 ribu. Nah gimana mau untung para petani,” ungkapnya.
Ia menjelaskan tanaman kedelai merupakan tanaman yang bisa ditanam berdampingan dengan tanaman lain dan tidak membutuhkan daerah yang khusus.
“Kedelai itu bisa ditanam bersama jagung. Jadi selama petani bisa menanam jagung, artinya petani bisa menanam kedelai. Dengan kondisi itu, Indonesia ini punya potensi jadi produsen kedelai besar di asia,” ungkapnya lagi.
Ia menuturkan pemerintah seharusnya memberikan bantuan insentif kepada petani dengan harga jualnya dikisaran Rp9.000. Yang akan membuat para petani senang, lalu otomatis akan sibuk menanam kedelai.
“Pemerintah bantu dong beli bibit yang unggul dari Brazil atau Argentina tanam di Indonesia kalau kita lakukan ini dalam waktu kurang dari 3 tahun kita nggak usah import kedelai lagi dan kita bisa punya potensi jadi eksportir paling besar di Asia,” pungkasnya.
Laporan: Hera Irawan