Megawati saat berpidato di peresmian kantor DPD PDI Perjuangan Sumut | Foto: Iam
KedaiPena.Com – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri meresmikan Kantor DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara di jalan Jamin Ginting KM 11, Selasa (18/7).
Diawal pidatonya Megawati mengaku harus merubah isi pidato yang akan ia sampaikan. Itu karena banyaknya tamu dari luar partai yang menghadiri peresmian itu.
“Kalau yang datang kesini tadi internal partai, saya sudah siapkan pidato. Tapi karena ini yang datang adalah tamu-tamu dari luar partai, maka pidato yang sudah saya siapkan ini, harus saya klik, dirubah. Karena enggak cocok,†sebut Megawati disambut gelak tawa para undangan.
Megawati berbusana Hitam dan merah khas PDIP itu mengungkapkan kalau dirinya terakhir kali ke Medan sekitar dua tahun lalu. Pada saat itu ia menghadiri acara dari salah satu Parpol bersama dengan Presiden Joko Widodo.
Megawati menceritakan bahwa saat ini dirinya sudah jarang untuk berkeliling ke daerah untuk melakukan konsolidasi partai. Kendati demikian ia menyebut bahwa konsolidasi partai sangatlah penting.
“Konsolidasi harus tetap berjalan. Karena tanpa konsolidasi, kita tidak bisa melihat kekurangan yang kita miliki,†jelasnya.
Lebih jauh Megawati mengungkapkan kalau dirinya memiliki mimpi agar seluruh jajaran PDI Perjuangan di daerah bisa memiliki kantor sendiri. Apalagi, terangnya, saat ini partai itu sudah menjadi salah satu partai besar di Indonesia sekaligus juga partai pendukung pemerintah.
“Ini mimpi saya, kita punya gedung partai sendiri. sebab, dari dulu setiap kantor yang saya resmikan selalu berpindah-pindah. Karena kontrak, karena sewa, padahal sebagai salah satu butir keputusan partai menyebutkan bahwa setiap struktur, hingga paling bawah, harus punya kantor yang biasa kita sebut rumah rakyat,†pungkasnya.
Selain itu Megawati juga bercerita soal dirinya yang rela menjadi apa saja untuk Pancasila. Disebutkannya saat dirinya diminta menjadi Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).
“Saya diberitahu oleh Sekretaris Kabinet yakni Pramono Anung yang kebetulan juga anak buah saya. Saya ditelpon, apakah saya bersedia untuk menjadi ketua pengarah Dewan UKPPIP,†kata Megawati.
Tanpa berpikir panjang, sambungnya, ia pun langsung mengiyakan hal tersebut. Hal itu karena Megawati rela menjadi apa saja demi tegaknya nilai moral yang tertanam dalam Pancasila. “Kalau untuk Pancasila, saya tidak banyak pikir. Jadi apa saja saya mau demi Pancasila,†tegasnya.
Lebih jauh Megawati menilai bahwa saat ini media sosial telah banyak menggerus nilai-nilai ideologi Pancasila. Oleh karenanya, Megawati mengaku kalau dirinya sama sekali tidak pernah mau memegang telepon genggam. Karena baginya, pengaruh media sosial hanya akan menambah beban pikirannya saja.
“Untuk apa saya pegang hp, pikiran saya sudah banyak beban. Karena kalau saya mau telpon, saya tinggal suruh saja siapa. Saya pinjam Hp-nya untuk menelpon,†ungkapnya.
Terlebih lagi, lanjutnya, saat ini masih saja ada orang-orang yang coba menghilangkan Pancasila. Padahal keputusan konstitusi sudah menjelaskan kalau Pancasila itu sudah final. Berkaitan dengan hal tersebut, Megawati juga bercerita soal pengalamannya bertemu dengan anak muda yang terkesan meninggalkan budaya ketimuran.
“Malah ada anak-anak muda, ketika saya ke luar negeri, berpikiran yang ala-ala kebarat-baratan. Saya katakan padanya, kalau kamu mau jadi orang barat pergi sana ke barat, jangan tinggal di Indonesia lagi. Karena kita di Indonesia ini budayanya orang timur. Makanya kita punya etika dan moral ketimuran,†tandasnya.
Megawati cukup lama berpidato diatas podium. Setelah berpidato, putri presiden pertama itu menandatangani prasasti peresmian gedung. Dia juga menyempatkan diri untuk meninjau beberapa ruangan di dalam gedung. sayangnya, Megawati enggan untuk diwawancara awak media. Megawati pun langsung bergerak ke arah mobil dengan pengawalan Satgas PDIP dan juga beberapa orang Paspampres.
Laporan: Iam