KedaiPena.Com – Bakal calon Gubernur Sumatera Utara, Ade Sandrawati Purba sangat berterimakasih pada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Menurutnya, Ketua Umum PSI, Grace Natalie dan Ketua DPP PSI, Tsamara Amany telah memberikan spirit baru dalam wawasan berpolitik di era millenial yang penuh dinamika. Bahkan Tsamara memberikan saran politik pada Ade Sandra. Apa saja saran Tsamara?
“Yang jelas Tsamara meminta saya untuk mengakomodir politik anak muda. Saya senang sekali bisa berdiskusi dengan mereka tentang bagaimana membuka paradoks politik pemuda, mengakomodir mereka dengan menyatukan visi bersama. Saya kira inilah momentum untuk melakukan perubahan nyata dalam berpolitik. Dari sini juga kita mulai bahwa politik bersih itu harus dimulai dengan tanpa membeli suara,” ujar Ade di Kantor Relawan Ade Sandra (RASA) di Jalan Sei Babalan Medan, Minggu (6/8).
Ade mengisahkan pertemuan dan diskusi yang mereka lakukan dalam kegiatan PSI di Fave Hotel, Jalan S Parman Medan beberapa waktu lalu.
“Tsamara banyak memberi masukan kepada saya tentang perpolitikan wanita dan anak muda. Saya sangat respek. Walau masih muda, tapi visi politiknya jelas, tidak abu-abu,” kata Ade.
Ade mengatakan Tsamara memintanya untuk menggaet anak muda yang kreatif dan memperjuangkan kepentingan kaum hawa di Sumatera Utara. Pesan itu, kata Ade adalah masukan yang sangat baik, karena tingkat partisipasi anak muda dan wanita sangat rendah di Sumut.
Baginya, Tsamara adalah ikon perubahan dan kebangkitan perempuan muda di kancah dunia politik. Kehadirannya di dunia politik mematahkan pandangan tentang pemuda masa kini yang sibuk dengan kehidupan hedonis dan tidak peduli lingkungan apalagi politik. Begitu juga dengan Grace Natalie yang mengambil langkah berani, terjun ke dunia politik dan membentuk partai.
“PSI adalah pemisah antara kepentingan politik lama dengan gerakan baru yang menginginkan perubahan mental. Saya yakin, Sumut juga punya potensi pemuda yang cukup besar,” katanya.
Ade bertemu Tsamara Amany dan Grace Natalie dalam acara diskusi solidaritas menggagas politik bersih dan berintegritas, Kamis (3/8) lalu di Jalan S Parman, Medan. Dalam kegiatan itu, Tsamara yang dikenal sangat vokal menentang rencana DPR RI merevisi UU KPK itu menyarankan Ade untuk menggalang generasi muda dalam membangun ide dan gagasan politik.
Wanita muda yang masih berusia 21 tahun ini juga menyebut suara pemuda pasti menginginkan perubahan besar dalam tata kelola pemerintahan.
“Tapi Mba Ade harus bisa membangkitkan kembali semangat mereka (pemuda) yang sudah terlanjur apatis. Saya cukup prihatin saat mengetahui bahwa Gubernur Sumut sudah dua orang masuk penjara, lalu tidak ada perubahan sama sekali walau pimpinan telah berganti, dan tingginya angka golput. Mba Ade harus bisa meyakinkan pemuda bahwa kepentingan mereka akan diakomodir. Pasti yang nyaman dengan kondisi Sumut saat ini ada, tapi saya yakin jika banyak yang menginginkan perubahan. Itu pasti,” kata Tsamara yang berseteru panjang dengan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah tentang sikapnya yang menentang pembentukan Pansus Hak Angket KPK.
Tsamara mengatakan untuk meyakinkan anak muda cukup mudah, yaitu lakukan komunikasi langsung dengan mereka. Maka demikian, ajak mereka untuk mewujudkan politik bersih seperti apa yang diinginkan. Dia mencontohkan keberhasilan Emmanuel Macron, yang jadi Presiden Prancis termuda sepanjang sejarah yakni di usia 39 tahun. Macron, kata Tsamara, didukung oleh lebih dari 30 persen pemuda yang digalang dalam sebuah solidaritas politik.
“Ini juga menekan biaya politik. Orang-orang pasti akan membantu, jika mereka yakin bahwa kita akan membawa perubahan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Grace Natalie mengatakan PSI telah membuktikan keterlibatan anak muda dalam Pilkada DKI Jakarta yang mendukung pasangan Jokowi-Ahok dan pada Pilpres yang mendukung Jokowi-JK. Imbas yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah, standar untuk jadi calon gubernur itu harus tinggi.
“Jadi masyarakat DKI Jakarta itu punya selera yang tinggi tentang calon gubernurnya sekarang. Tidak seperti dulu, di saat kita tidak punya alternatif memilih. Ya, lihat saja, Jakarta langsung bangkit dan berubah sejak dipimpin Jokowi-Ahok. Emangnya masyarakat Sumut tidak mau seperti Jakarta?” tanya dia.
Ketika ditanya tentang sosok Ade Sandra yang mewakili kaum muda dan wanita, Grace cukup gembira. Menurutnya PSI cukup fleksibel dalam menentukan pilihan untuk mendukung calon pemimpin, baik di tingkat bupati atau walikota maupun gubernur. Dia menyebut, orang tersebut harus harus bersih dari sikap intoleransi dan tidak pernah berkasus hukum.
“Saya kita sambut baik ada calon wanita dan masih muda. Tentu kita akan verifikasi secara internal dan pantau pergerakan beliau di media sosial. Kalau oke, ya tentu akan kita dukung. Kita memang belum bisa mengusung calon, tapi dukungan akan kita berikan untuk suksesi calon yang baik bagi rakyat, terutama pemuda dan wanita,” kata Grace.
KedaiPena.com - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID mengangkat Fuad Bawazier sebagai...
Artikel ini ditulis oleh Andre Vincent Wenas, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP). Ungkapan Jokowi mau menghancurkan PDIP ini...
KedaiPena.com - Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud mempertanyakan sikap moderator yang nampak berdialog bersama Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie...
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy. I Agree