KedaiPena.Com – Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, menjelaskan impor merupakan opsi terakhir untuk bisa memenuhi pasokan dan meredam kenaikan harga beras yang terjadi belakangan ini.
Mendag menyebut bahwa pemerintah sebelumnya telah melakukan berbagai upaya untuk bisa meredam harga beras, salah satunya dengan menggelar operasi pasar bersama Perum Bulog.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perdagangan di depan Anggota Komisi VI DPR RI yang meminta penjelasan terkait langkahnya untuk melakukan impor beras 500.000 ton di akhir bulan Januari ini.
“Pada bulan Oktober-November kita lakukan operasi pasar untuk menyelesaikan. Dampaknya belum maksimal. Hingga kemudian di akhir tahun dan awal tahun kita ambil langkah perluasan operasi pasar. Seluruh Divre, Subdivre bersama dengan 150 Dinas Perdagangan wilayah, kita turun melakukan operasi pasar,” tutur Mendag
“Seluruh pedagang beras di pasar disuplai. Pakai jaringan distributor beras besar,” tambah Mendag di ruang rapat Komisi VI, Gedung Nusantara 1, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta.
Kendati demikian, Mendag menjelaskan, bahwa operasi pasar ternyata belum mampu meredam harga beras yang tinggi. Sementara stok beras milik Bulog semakin berkurang karena operasi pasar tersebut.
“Per hari itu kita perluas jaringan, ada lebih dari 200 titik operasi pasar, itu sekitar 10.000 sampai 15.000 ton per hari. Daerah-daerah yang surplus, kita tidak lakukan operasi pasar. Tapi daerah lumbung beras seperti Jawa Timur ternyata mayoritas harganya masih tinggi dan stok sampai di gudang swasta rata-rata turun tajam. Perusahaan penggilingan juga kekurangan stok,” imbuh Mendag.
“Kita harus cadangkan dari 857.000 ton, kita siapkan 250.000 ton itu rastra yang sejak 15 sampai 20 Januari akan jalan. Kalau sekarang rata-rata 13.000 ton per hari maka dalam 4 hari kira-kira 400.000 ton. Pada posisi itulah, pilihan yang saya tempuh adalah lakukan impor untuk mengisi kebutuhan pasar,” sambungnya.
Tidak hanya itu, Mendag mengakui bahwa, saat ini pasokan beras memang sedikit walaupun setiap hari terjadi panen. Mendag, mengatakan hal tersebut lantaran saat ini jumlah panen tidak bisa menutupi kebutuhan pasar.
“Apakah hari ini tidak ada panen? Ada Pak, setiap hari ada panen. Tapi persoalan berapa jumlah panennya,” jelas Mendag.
Terkait dengan penugasan Bulog dalam kebijakan impor tersebut, Mendag menuturkan, hal tersebut sudah diputuskan setelah melakukan pembahasan dengan Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Pertanian.
“Itulah langkah-langkah yang kami lakukan untuk mengisi kekosongan dan jaga tren kenaikan. Sesudah kami umumkan impor beras itu, tren kenaikan berhenti, bahkan ada beberapa yang turun. Diharapkan sampai dengan pertengahan Februari beras impor sudah bisa masuk,” pungkas Mendag.
Laporan: Muhammad Hafidh