KedaiPena.Com – Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) baru-baru ini menerapkan sebuah aturan baru bagi para pemandu wisata gunung Indonesia.
Peraturan yang disahkan oleh Dewan Kehormatan APGI saat penyerahan sertifikasi Pemandu Gunung Batch V di Ambarawa ini terkait dengan penerapan Kode Etik dan Kode Perilaku.
Kode Etik dan Kode Perilaku ini sendiri juga merupakan bentuk komitmen dari setiap pemandu wisata gunung di APGI atas kecintaannya akan alam, bangsa dan negara.
Berikut usi dari Kode Etik dan Kode Prilaku bagi para Pemandu Wisata Gunung APGI.
Kode Etik Pemandu Wisata Gunung
1. Mengabdi kepada Tuhan yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air.
2. Hormat dan menghargai alam beserta isinya.
3. Hormat dan menghargai pada sesama manusia dan seluruh kebudayaan yang dilalui.
4. Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan mereka yang dibawa maupun yang ditemui.
5. Berupaya memahami kemampuan diri dan tidak melampauinya.
6. Berusaha memahami seluruh tata cara, tata kelola, perlengkapan dan peralatan demi keselamatan dan kesejahteraan di alam dan budaya.
Kode Perilaku Pemandu Wisata Gunung Indonesia.
1. Dalam pemanduan pendakian terkandung resiko yang tidak seluruhnya dapat diperhitungkan, karenanya pemandu wisata gunung tidak menjanjikan jaminan penuh.
2. Pemandu wisata gunung harus selalu mutakhir dalam pengetahuan kegiatan pendakian gunung.
3. Pemandu wisata gunung selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya.
4. Dalam pendakian, pemandu wisata gunung harus memberi tahu dan menjawab setiap pertanyaan pendaki lain. Setiap ancaman dan perubahan yang bisa mengancam harus disampaikan.
5. Dalam keadaan genting pemandu wisata gunung sendiri yang harus melaporkan pada tim penyelamat atau mengatur pihak lain untuk melakukan pertolongan.
Pemandu wisata gunung harus membantu korban di pendakian dalam cara yang memadai yang tidak membahayakan klien sendiri.
6. Melalui tindak tanduknya pemandu wisata gunung melestarikan lingkungan hidup.
7. Pemandu wisata gunung menjalankan seluruh aturan, undang-undang yang berlaku di kawasan pendakian.
8. Pemandu wisata gunung tidak berkompetisi yang mengakibatkan meningkatnya resiko pendakian.
9. Pemandu wisata gunung bersikap bersahabat dan saling membantu serta setia pada sesama pemandu.
10. Pemandu wisata gunung memperkenalkan diri sesuai kompetensinya. Selalu membawa bukti kompetensinya.
11. Pemandu wisata gunung berupaya membangun hubungan baik dengan semua yang terkait dengan pekerjaannya.
12. Pemandu wisata gunung menghargai dan menjaga keselamatan dan kesejahteraan tamunya.
13. Tujuan utama pemanduan adalah memberikan pengalaman optimal kepada tamunya.
14. Keputusan untuk mengubah rute atau menghentikan pendakian harus dengan persetujuan tamu, walau pemandu wisata gunung dapat membuat keputusan sendiri selama menyangkut masalah keselamatan.
Laporan: Muhammad Hafidh