KedaiPena.Com – Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPEL) Ubedilah Badrun menilai ada semacam pola dari kelompok yang terlatih dan terkoodinir terkait dengan kerusuhan yang terjadi pada aksi 21-22 Mei lalu.
Ubed begitu ia disapa mempunyai tiga argumen kuat untuk membenarkan asumsinya tersebut. Pertama, kata Ubed, pola waktu peristiwa terjadinya kerusuhan.
“Pola operasi bahwa peristiwa rusuhnya selalu dilakukan malam hari agar sulit mendeteksi dan sulit membedakan mana demonstran yang berjuang menolak kecurangan pemilu dan mana perusuh,” ujar Ubed dalam perbincangan dengan redaksi, Senin (27/5/2019).
“Hal ini juga berimbas pada demontran yang lurus dan tidak mengenal kelompok masa di sekitarnya. Kalau siang hari akan mudah kelompok perusuh itu diusir para demonstran yang lurus,” sambung akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.
Sedangkan untuk pola yang kedua, lanjut Ubed, adalah bergeraknya masa perusuh yang muncul dan lari ke penduduk padat di Tanah Abang pada saat terjadinya peristiwa.
“Ini memungkinkan ditafsirkan sebagai desain agar penduduk biasa melakukan pengusiran pada para demonstran sekaligus memungkinkan sasaran penembakan diarahkan ke masyarakat biasa yang seolah bagian dari para demonstran dan karenanya kemudian ada korban sipil yang tidak ikut ikutan menjadi korban penembakan,” tutur eksponen 98 dari Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ) ini.
Untuk pola yang ketiga, tegas Ubed, adalah tidak ada satupun argumen yang dilakukan pihak aparat kepolisian yang menyatakan melakukan penembakan karena alasan tertentu.
“Ini membuka peluang kemungkinan analisis bahwa ada kelompok gelap yang melakukan penembakan dengan peluru tajam, karenanya Brimob kepolisian tidak dituduh sebagai penembak,” jelas Ubed.
Dengan demikian, Ubed pun memberikan analisisnya dan kesimpulan bahwa pola ini sengaja dimainkan untuk memunculkan adanya kambing hitam kepada kubu oposisi.
“Pola ini sebenarnya telah dipertontonkan oleh banyak rezim berkuasa untuk mempertahankan kekuasaannya,” pungkas Ubed.
Laporan: Muhammad Hafidh