KedaiPena.Com – Mantan Menteri Pertanian era Kabinet Bersatu Jilid 1 Anton Apriyantono bersama sejumlah rekannya membentuk Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) pada akhir Desember 2017.
Pada 22 Januari 2018 di Ditjen Perkebunan, Dewan Kopi Indonesia mengesahkan AD/ART serta membentuk Tim Formatur Dekopi dan menunjuk Anton Apriyantono sebagai Ketua.
Di Dekopi berkumpul Coffee Love Indonesia (CLI), Asosiasi Petani Kopi, Asosiaai Kopi Luwak, Asosiasi Kedai Kopi dan para pihak yang berkaitan dengan kopi.
Dekopi juga akan mengundang kafe-kafe kopi di Indonesia untuk turut berperan dalam pameran kopi nanti Anton Apriyantono saat berbincang – bincang dengan KedaiPena.com beberapa waktu lalu mengatakan bahwa pihaknya ingin memajukan industri kopi di Indonesia.
Anton begitu ia disapa mengatakan bahwa pihaknya sangat ingin mensejahterahkan pelaku usaha kopi di Indonesia termasuk para petani kopi.
“Bagi kita konsennya petani dan pelaku usaha. Kita ingin menyejahterakan petani,†ujar Anton di kantornya bilangan Bintaro, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Anton menambahkan pihaknya juga memiliki sejumlah rekomendasi untuk permasalahan di industri kopi Indonesia saat ini.
Ia mengungkapkan ada 10 rekomendasi yang dikeluarkan oleh Dewan Kopi Indonesia untuk mengatasi sejumlah permasalahan industri kopi.
Anton mengatakan masalah-masalah seperti produktivitas perkebunan kopi rakyat yang rendah lantaran tanaman tua dan rusak hingga teknik budidaya yang belum sempurna. Dan itu menjadi fokus dari Dewan Kopi Indonesia.
Tak hanya itu, Anton juga menambahkan, masalah seperti pengadaan benih kopi yang bermutu di beberapa daerah masih sulit.
“Pertama kita mengusulkan kepada pemerintah agar dapat meningkatkan program nasional replanting kopi melalui pembentukan badan layanan umum (BLU) pembiayaan replanting kopi dengan fasilitasi pemerintah,†ujar dia.
“Kedua kita mengusulkan kepada pemerintah untuk lebih meningkatkan program nasional perbincangan kopi melalui pembangunan kebun induk dan kebin entres kopi di berbagai wilayah serta memperbanyak penangkar benih kopi melalui pelatihan dan pembinaan,†ujar Anton.
Ketiga, Anton melanjutkan, Dewan Kopi Indonesia juga mengusulkan kepada pemerintah untuk adanya program nasional perbaikan pasca panen kopi rakyat. Melalui fasilitas pemerintah dengan memberikan pemberian kredit penyangga perkebunan kopi dalam rangka diversifikasi usaha tani.
“Sedangkan keempat untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi kita mengusulkan agar pemerintah dalam membuat program nasional pengembangan kawasan pembangunan ekonomi masyarakat berbasis agribisnis kopi (Kapemba Kopi),†lanjut Anton.
Kelima, imbuh Anton, terkait dengan indikasi geografis (IG) yang belum memberikan dampak siginifikan terhadap kesejahteraan petani dan citra produk IG, Dewan Kopi mengusulkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan yang lebih instensif khususnya dalam hal penerapan SOP IG seusai buku persyaratan IG.
“Keenam kita ingin agar kopi luwak yang selama ini mendapatkan sorotan terkait kehalalannya dapat didorong pemerintah dan pemerintah daerah untuk konsisten menerapkan Permentan 37/2015 tentang cara produksi Luwak dengan pemeliharaan luwak yang memenuhi prinsip animal welfare,†ujar dia.
Sedangkan rekomendasi ketujuh, ungkap Anton, adalah terkait dengan kejelasan produk kopi yang dijual di pasaran dapat diawasi oleh pemerintah pusat dan daerah. Tak hanya itu, Dewan Kopi juga meminta agar masyarakat dapat melakukan promosi dan kampanye mengkonsumsi kopi yang jelas komposisinya.
“Untuk rekomendasi ke delapan kita berharap agar harga harga kopi didalam bisa tidak naik. Hal tersebut dengan cara pengembangan infrasktruktur jalan di sentra produksi serta subsidi angkutan kopi rakyat,†tegas Anton.
Sembilan, imbuh Anton, mengusulkan kepada pemerintah untuk mendorong dengan intensif perusahaan swasta dan BUMN agar berperan sebagai developer pertanian rakyat khususnya kopi.
“Sepuluh mengusulkan kepada pemerintah untuk percepatan pengembangan industri hilir kopi melalui sistem intensif dan disintensif promosi kopi nusantara dan kopi olahan,†tutup Anton.
Laporan: Muhammad Hafidh