KedaiPena.Com- Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai, jika pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang akan cawe-cawe terkait Pemilu 2024 demi bangsa dan negara tentu tidak pas dan berlebihan. Kamhar menegaskan, bahwa apa yang disampaikan Jokowi bukan pernyataan yang positif mengingat rekam jejak tidak demikian.
“Sering berbeda antara pikiran, perkataan dan perbuatan. Beliau aktif mengendorse capres tertentu dan berada dibalik pembentukan poros koalisi tertentu. Ini menegaskan Pak Jokowi tak netral. Apa pun justifikasinya, atas nama demokrasi ini tak bisa dibenarkan,” tegas Kamhar sapaanya, Selasa,(30/5/2023).
Kamhar menekankan, arugementasi
cawe-cawe demi bangsa dan negara, jika dilihat secara jernih sejatinya merupakan ekspresi psikologi Presiden Jokowi yang merasa memiliki kemampuan dan pengetahuan yang lebih memadai.
“Untuk memastikan Indonesia bisa menjadi negara maju dari 13 tahun waktu yang tersedia, padahal kenyataannya tidak demikian. Beliau overestimate atas pengetahuan dan kemampuannya,” jelas Kamhar.
Kamhar menegaskan, rakyat Indonesia telah memberikan kepercayaan kepada Presiden Jokowi selama 2 periode memimpin namun bukan hanya tak mampu menunaikan janji-janji kampanyenya.
Dalam banyak aspek, kata Kamhar, juga terjadi perlambatan bahkan pemunduran dibanding pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
“Misalnya dibidang ekonomi jika dibandingkan kinerja 8 Tahun Pemerintahan Pak SBY dengan Pemerintahan Pak Jokowi, di masa Pak SBY Produk Domestik Bruto naik 275% sementara di masa Jokowi hanya naik 85%. Pendapatan negara juga naik 231% di masa SBY sementara di masa Jokowi hanya naik 69%,” ungkap Kamhar.
Kamhar melanjutkan, bahwa angka kemiskinan juga turun 5% di masa SBY sementara di masa Jokowi hanya turun 1,35%. Ia menegaskan, pengangguran juga turun 3,73% di masa SBY, sementara di masa Jokowi malah naik 0,22%.
“Tak hanya itu, Pak Jokowi juga berhasil mencetak rekor pengutang terbesar sepanjang Indonesia merdeka sebesar Rp. 7.879 triliun. Jadi melihat potret pemerintahan Pak Jokowi, justru yang paling pas dan relevan adalah melakukan Perubahan dan Perbaikan. Pelanjut Jokowi hanya akan membuat ikhtiar Indonesia maju, Indonesia Emas 2045 semakin jauh panggang dari api,” tandas Kamhar.
Sebelumnya, Presiden Presiden Joko Widodo mengklaim bahwa dirinya boleh cawe-cawe dalam politik demi kepentingan bangsa dan negara. Menurut Jokowi, cawe-cawe yang dilakukan tak menyimpang dari konstitusi. Ia juga mengklaim langkah itu ditempuh agar pembangunan tetap berlanjut meskipun ada transisi kepemimpinan.
Laporan: Tim Kedai Pena