KedaiPena.com – Badan Keamanan Kesehatan Inggris melaporkan adanya penambahan kasus Cacar Monyet sejak dikonfirmasi pertama kali pada 12 Mei 2022. Mengutip Skynews, dinyatakan tercatat 20 kasus yang diketahui dan tak tertutup kemungkinan adanya kasus yang tidak dilaporkan.
Menteri Kesehatan Inggris, Sajid Javid menyatakan dirinya telah menyampaikan informasi kasus Cacar Monyet ini kepada G7.
“Kebanyakan kasus sifatnya tak menimbulkan gejala yang berat dan kami sudah mulai menggunakan vaksin yang diketahui efektif melawan Cacar Monyet,” kata Javid pada Jumat (20/5/2022) waktu setempat.
Mengutip Telegraph, pejabat kesehatan mengungkapkan proporsi jumlah kasus di Inggris dan Eropa, terjadi pada pria gay dan biseksual.
Susan Hopkins, dokter dan kepala medis Badan Keamanan Kesehatan Inggris, mengatakan kasus terbaru, di samping infeksi lain yang dilaporkan di Eropa, menegaskan kekhawatiran awal bahwa mungkin ada penyebaran cacar monyet di dalam komunitas.
Badan tersebut mengatakan kasus baru-baru ini telah terlihat terutama pada gay, biseksual atau laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, meskipun tidak disampaikan secara jelas bagaimana tepatnya orang dapat terpapar.
Awal pekan ini, agensi Inggris melaporkan empat kasus cacar monyet ditemukan menyebar di antara pria gay dan biseksual di London.
Ibrahim Soce Fall, dokter dan asisten direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk tanggap darurat, mengatakan penyebaran cacar monyet di Inggris perlu diselidiki untuk memahami bagaimana penyakit itu ditularkan di antara pria yang berhubungan seks dengan pria lain.
Fall mengatakan bahwa pejabat kesehatan masih membutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana cacar monyet menyebar secara umum, bahkan di negara-negara endemik.
Beberapa ahli Inggris mengatakan tidak mau gegabah menyimpulkan bahwa cacar monyet telah menyebar melalui kontak seksual, meskipun wabah di sana menunjukkan kemungkinan itu.
“Kasus baru-baru ini menunjukkan potensi cara baru penyebaran,” kata Neil Mabbott, seorang ahli penyakit di Universitas Edinburgh.
Sementara, Keith Neal, seorang ahli penyakit menular di University of Nottingham, mengatakan penularan mungkin tidak terjadi melalui aktivitas seksual tetapi hanya kontak dekat yang terkait dengan hubungan seksual.
Laporan: Hera Irawan