KedaiPena.Com – Tokoh Nasional Rizal Ramli menilai pernyataan mantan ketua MK Mahfud MD yang menyebut wilayah kemenangan Prabowo sebagai provinsi garis keras dalam hal agama tidak tepat.
RR begitu ia disapa menilai frasa ‘garis keras’ yang dilontarkan oleh Mahfud awalnya adalah istilah yang digunakan penjajah Belanda untuk memecah-belah umat Islam.
“Namanya Snouck Hugronje, ahli Belanda yang pakai nama Islam, selalu memecah umat Islam dengan istilah garis keras dan ekstremis,” kata RR dalam sebuah diskusi di Jakarta, ditulis Rabu (1/5/2019).
Tidan hanya itu, RR menekankan, kata-kata garis keras yang disampaikan oleh Mahfud juga akan membuat stigma buruk bagi mereka yang berjuang memerdekakan Indonesia. Khawatirnya, mereka akan dicap sebagai kelompok garis keras dan ekstremis.
“Siapa yang mau melawan, siapa yang mau merdeka (di masa kolonial Belanda), langsung dicap ekstremis dan garis keras,” katanya.
RR pun mengungkapkan bahwa permasalahan politik identitas telah diselesaikan saat pemerintahan Gus Dur. Sehingga tidak tepat jika hal itu diungkit kembali.
“Menurut saya, bukan waktunya kita ngomong-ngomong kaya begini. Karena Gus Dur sudah selesaikan ini (perbedaan SARA). Gus Dur itu mendamaikan perbedaan etnis, mendamaikan perbedaan religi, jangan kita bongkar lagi yang lalu,” ujarnya.
RR pun mengajak Mahfud MD untuk fokus membahas masalah yang saat ini tengah melilit Indonesia. Hal itu, kata dia, lebih utama dibahas ketimbang mengeluarkan pernyataan yang bisa memicu perpecahan anak bangsa.
“Pak Mahfud dengan saya kan sahabatnya, muridnya Gus Dur, kita jangan bongkar luka lama. Saya lebih senang berbicara, masalah kita apa, ekonomi, sosial. Kita cari solusinya, kita debat di situ, ketimbang kita debat agama,” terangnya.
Laporan: Muhammad Hafidh