KedaiPena.Com- Wali Kota Medan, Bobby Nasution diminta dapat meningkatkan upaya pengawasan lingkungan dalam rangka melawan sindikat perdagangan orang di kota tersebut.
Permintaan itu disampaikan Aktivis anti perdagangan orang yang juga Ketua Umum Tunas Indonesia Raya (TIDAR), Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.
Rahayu begitu ia disapa mendukung pernyataan dari Ketua TIDAR Sumut, Tia Ayu Anggraini. Tia sebelumnya berharap agar hukum dapat ditegakkan bukanya hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas.
“Bahwa telah terjadi dugaan penyekapan dan kekerasan terhadap Katarina Kewa Tupen, warga Kabupaten Flores Timur, NTT, di Medan dengan niat memperdagangkannya ke luar negeri harus menjadi peringatan mendesak bagi pemerintah provinsi maupun kota,”tegas Rahayu dalam keterangan, Senin (4/4/2022).
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) seringkali terjadi di balik pintu yang mengakibatkan sulitnya pembuktian dan penegakan hukum, terutama karena sedikitnya jumlah korban yang berhasil menyelamatkan diri dari jaringan mafia tersebut.
Rahayu yang sebelum menjadi Anggota DPR RI periode 2014-2019 telah mendirikan Yayasan Parinama Astha yang fokus melawan perdagangan orang di Indonesia, menyayangkan jumlah kasus perdagangan orang yang terus meningkat.
“Fenomena gunung es ini hanya bisa dihancurkan jika semua lapisan masyarakat dan pemerintah memiliki kesadaran dan kepedulian tinggi tentang apa yang terjadi di sekeliling kita dan jika semua aparat penegak hukum serius menyelidiki kasus-kasus TPPO yang kerap kali berkaitan satu sama lain,” tegasnya.
Rahayu memastikan bahwa organisasi kepemudaan yang ia pimpin, TIDAR, siap menjadi ujung tombak dalam pemberantasan perdagangan orang, mengingat pemuda-pemudilah yang paling rentan menjadi korban.
“Anggota kami, seperti Tia, tersebar di berbagai belahan Indonesia dan memiliki latar belakang yang sangat beragam. Tetapi kami memiliki pendirian yang sama: berkontribusi dan menjadi bagian dari solusi untuk Indonesia yang lebih baik,” ucapnya.
Sebagaimana berita dugaan human trafficking yang termuat di salah satu media nasional, Katarina Kewa Tupen mendapat tawaran pekerjaan oleh seorang perempuan bernama Evlyn, warga Kota Kupang yang ia kenal melalui media sosial.
Katarina diberangkatkan ke Medan transit Surabaya dan Jakarta. Dalam perjalanan, ia diperkenalkan kepada Ahmad Yani yang diduga menyekapnya dan menyiksanya di Medan sebelum hendak dijual ke Singapura.
Laporan:Muhammad Hafidh