KedaiPena.Com- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa inflasi yang ada di Kota Gorontalo paling tinggi di Indonesia yaitu mencapai 1%. Komoditas penyumbang inflasi di Gorontalo diantaranya adalah cabe rawit dengan andil sebesar 0,3 persen, beras dengan inflasi sebesar 0,2 0 persen, rokok kretek filter dengan inflasi sebesar 0,06 persen, tomat inflasi 0,05 persen, dan upah asisten rumah tangga 0,04 persen.
Menanggapi hal itu, pelaku ekonomi Gorontalo bernama Wahidin Ishak mempertanyakan kerja-kerja dari kepala daerah yang berada di Gorontalo buntut tingginya angka inflasi yang mencapai 1%. Pasalnya, kata Wahidin Ishak, saat ini masyarakat Gorontalo juga tengah kesulitan lantaran sulitnya mendapatkan pekerjaan.
“Masyarakat Gorontalo sekarang ini semakin susah. Pekerjaan tidak terbuka, ekonomi mampet, sementara harga barang pokok naik terus,” keluh Wahidin Ishak, Rabu,(1/11/2023).
Wahidin Ishak mengaku khawatir dengan tingginya inflasi di Gorontalo akan membuat masyarakat terkhusus ekonomi bawah kesulitan untuk makan. Pasalnya, harga barang-barang pangan yang naik merupakan konsumsi pokok masyarakat Gorontalo.
“Barang-barang pokok yang naik itu adalah beras, cabai, tomat, dan lain-lain. Tanpa salah satu di antaranya bagaimana kami yang di bawah ini makan dengan normal?” ketusnya.
Lebih lanjut, pria yang juga merupakan aktivis ini mempertanyakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dibagikan kepada Kepala Daerah. Ia pun menyoroti kinerja pemerintah daerah (pemda) yang seolah-olah tidak bisa menangani urusan inflasi ini.
“Seakan-akan urusan harga yang makin mahal ini bukan urusan Gubernur, Bupati dan Walikota. Masa sih mereka tidak bermanfaat bagi keperluan banyak orang? Kenapa di daerah lain bisa ditangani Pemda sementara di sini tidak bisa?,” tandasnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismarini bahwa menurut data BPS, inflasi Gorontalo paling tinggi di Indonesia, yaitu mencapai 1%. Komoditas penyumbang inflasi di Gorontalo diantaranya adalah cabe rawit dengan andil sebesar 0,3 persen, beras dengan inflasi sebesar 0,2 0 persen, rokok kretek filter dengan inflasi sebesar 0,06 persen, tomat inflasi 0,05 persen, dan upah asisten rumah tangga 0,04 persen.
“Dari 21 kota yang mengalami deflasi pada Oktober 2023 deflasi terdalam terjadi di Kota Tual yaitu sebesar 1,08 persen,” ungkap Pudji.
Laporan: Tim Kedai Pena