KedaiPena.Com – Wakil Ketua MPR RI, Hidayar Nur Wahid, mengungkapkan bahwa banyak akumulasi sejarah, serta komitmen keterpanggilan banyak pihak atas terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal itu, kata dia, juga dapat dilihat dari konteks perjuangan zaman non senjata, sumpah pemuda, sampai merdekanya Indonesia yang merupakan sebuah pengabungan atas penerimaan NKRI.
“Bhineka tunggal Ika, penerimaan UUD, penerimaan republik Indonesia, diproklamasikan untuk menghadirkan budaya yang saling menghormati, peduli, kompromi, memberi serta menerima untuk membentuk sebuah negara kesatuan Indonesia,” jelas dia dalam diskusi ‘Merawat Indonesia dalam Konteks 4 Pilar Negara’ di gedung DPR RI, Senin (13/2).
Selain itu, dia menuturkan, banyaknya hal yang tidak dapat kita bayangkan jika melihat perjuangan para pejuang untuk menuju kemerdekaan. Karena, di zaman mereka alat transportasi, komunikasi masih sangat sulit dan tidak semudah sekarang.
“Bayangkan dari Sabang sampai Merauke mereka mau menerima Indonesia ini lebih dari pada 17 ribu pulau, lebih dari 1200 bahasa lokal, lebih dari 2600 suku bangsa dan kita bisa menjadi satu,” beber dia.
Dia pun melanjutkan, dari beberapa peristiwa dunia membuat Uni Soviet dan Yugoslavia pecah, serta negara Arab berkonflik. Hanya Indonesia, kata dia, yang masih bertahan dengan tetap satu dan utuh.
“Memang ada suatu yang layak untuk kita refleksikan dengan keadaan sekarang, terjadi beberapa macam hal yang membuat kita cukup khawatir tentang masa depan Indonesia. Untuk itu saya kira mengambalikan ingatan sejarah itu menjadi sangat penting,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh