KedaiPena.Com – Pada bulan Oktober 1996, Begawan Ekonomi Rizal Ramli meramalkan Indonesia akan mengalami krisis 1997-1998. Faktanya, hal tersebut terjadi.
Dan di 2018, RR, sapaan Rizal mengatakan ekonomi Indonesia memasuki lampu kuning. Kalau tidak hati-hati, perekonomian bisa bisa masuk lampu merah pada 2019-2020.
“(Presiden) Jokowi, peringatan itu adalah “early warning sytem”dan solusi sumbangan pikiran RR agar RI tidak mengalami krisis kedua,” kata Menko Perekonomian Kabinet Gus Dur itu dalam kicauannya di Twitter, Jumat (27/2/2020).
Sebetulnya, lanjut eks Menko Maritim ini, aneh juga kenapa di sekitar Presiden Jokowi tertutup. Padahal, Presiden Soeharto saja sering gunakan laporan-laporan Econit untuk ‘second opinion‘ via Moerdiono dan Hendropriyono.
“Aneh kok bisa jumawa, padahal tidak ada di kabinet, termasuk SMI (Sri Mulyani) yan memiliki ‘track record‘ ‘turn around’ ekonomi & korporasi,” Rizal melanjutkan.
Rizal melanjutkan, banyak pejabat yang menggaku virus corona nyaris tidak ada dampaknya di Indonesia. Tapi ketika index (5300) dan rupiah anjlok (Rp14.262), para pejabat semua bilang akibat corona.
“Padahal tanpa corona pun, ekonomi Indonesia semakin nyungsep karena salah-kelola. Benar-benar ilmu pengibulan sudah tingkat dewa,” kesal RR.
Sayang, analis pasar modal dan ekonom konvensional juga tidak bisa ramalkan yang terjadi hari-hari ini, di 6-12 bulan yang lalu.
“Mereka hanya bisa melakukan ‘extrapolasi trend‘, tidak bisa memperkirakan akan ada ‘struktural break’. Itu terjadi 1996-1997, terulang kembali 2019-2020,” tegasnya.
Selain itu, media ‘mainstream’ lebih banyak memuat penjelasan pejabat-pejabat dan ekonom konvensional yang rajin melakukan ‘self-denial’.
“Apalagi hari ini fatamorgana diperbesar oleh ‘influencer‘ dan ‘buzzer‘ bayaran. Akibatnya beban krisis akan lebih besar untuk bangsa dan rakyat kita, karena rakyat dan bisnis terlena dengan fatamorgana itu, tidak bersiap-siap melakukan tindakan preventif. Kok ndak pernah belajar dari sejarah?,” Sesal dia.
Laporan: Muhammad Lutfi