KedaiPena.Com – Para calon Panglima TNI yang beredar dalam diskusi publik saat ini, masih melihat masalah ke dalam saja. Mereka belum bicara kemampuan tentang geopolitik dan geostrategi.
Demikian disampaikan Akademisi Universitas Pertahanan (Unhan), Laksamana Muda (Laksda) TNI (Purn) Surya Wiranto di Jakarta, Sabtu (3/7/2021).
“Ini kan kaitannya dengan geografi kita. Setelah ada konvensi hukum internasional ke 3 tahun 1982, kita ditetapkan sebagai negara kepulauan dan lokasi kita itu sangat strategis di titik silang dunia antara dua benua dan dua samudera,” kata dia.
Oleh karenanya, sambung Surya, diperlukan seorang pemimpin yang bisa melihat wawasan dunia. Hal ini harus dimulai dari wawasan nusantara Indonesia.
“Secara geopolitik, sebagai negara kepulauan, kita punya wawasan nusantara yang di dalamnya ada pulau dan ada laut. Dan kalau kita bicara laut, itu dua pertiga wilayah kita itu terdiri dari laut, sehingga hubungan nasional dan internasionalnya lebih kuat,” paparnya.
Sebab, laut ini berhubungan sampai ke seluruh dunia. Wilayah lautan di dunia ini juga lebih luas daripada wilayah daratannya.
“Sehingga, seorang pemimpin itu perlu wawasan untuk melihat geopolitik dan geostrategi. Termasuk dengan geoekonomi, kemampuan SDA (sumber daya alam) kota, yang bisa kita ‘explore’,” lanjutnya.
Wilayah Indonesia dilewati oleh ‘sea line of communication’ atau ‘sea line of trade’. Hampir 70 persen perdagangan dunia lewat laut. Indonesia mempunyai 4 ‘choke point’, dari 9 ‘choke point’ di dunia.
“Keempatnya adalah di Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Makassar, Selat Lombok. Di mana ini merupakan ‘sea line of communication’ dunia. Sehingga semua warga dunia ini punya kepentingan lewat Indonesia, mulai dari Eropa ke Afrika, ke Asia Barat, ke Asia Timur, ini melewati ‘choke point’ kita, sampai ke Asia Pasifik. Bahkan sampai ke benua Amerika,” jelasnya.
“Nah kepentingan pengamanan di wilayah kita ini sangat vital. Itu yang harus dipahami oleh pemimpin, jadi kita tidak bisa hanya melihat keamanan secara nasional. Kita berada di dalam silang dunia yang masyarakat internasional punya kepentingan terhadap kita,” tandas dia.
Ada tiga calon Panglima TNI yang akan menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan pensiun pada November 2021.
Ketiganya adalah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa.
Laporan: Sulistyawan