KedaiPena.Com – Tiga puluh tiga perusahaan Cina memutuskan untuk relokasi, namun tidak ada satu pun yang masuk ke Indonesia. Alasanya disebabkan oleh proses perizinan usaha yang sulit, jika mengacu rilis yang dikeluarkan oleh Bank Dunia.
Anggota Komisi XI DPR RI, Harry Poernomo mengamini hal tersebut. Menurut Harry, Indonesia memang negara yang tidak ramah investasi karena perizinan yang berbelit-belit.
“Banyak ketidakpastian hukum/regulasi. Sering berubah-berubah dan banyak tumpang tindih,” ungkap Harry kepada KedaiPena.Com, Senin, (9/9/2019).
Harry menambahkan birokrasi juga tidak mempermudah, tapi seringkali mempersulit. Harry pun membantah jika dampak politik dijadikan sebagai alasan enggannya 33 perusahaan asal Cina tersebut untuk berinvestasi ke Indonesia.
“Kondisi perpolitikan sesungguhnya cukup stabil, kepastian hukum dan regulasi yang lemah. Lalu juga tataran implementasi hukum, dan regulasi tidak konsisten sering multitafsir,” tambah Politikus Gerindra ini.
Pemerintah Siap Ikuti Gaya Main Negara Tetangga
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengakui saat ini sistem perizinan usaha di Indonesia masih berbelit-belit. Oleh karenanya, di bawah arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah akan memangkas berbagai aturan yang berlaku untuk menarik minat para calon investor.
“Kita masih punya peraturan yang berbelit itu sekarang oleh Presiden itu dipotongin,” ujar dia di Gedung DPR RI, terpisah.
Luhut memastikan, pihaknya akan mencoba mengikuti aturan-aturan negara tetangga seperti Vietnam hingga Malaysia.
Pasalnya, perusahaan-perusahaan China lebih memutuskan untuk melakukan relokasi ke negara-negara tersebut dibanding ke Indonesia.
“Semua itu kita tiru saja Vietnam, Thailand, Singapura, Malaysia itu aja benchmark kita,” kata dia.
Namun, Luhut mengklaim saat ini, sudah ada beberapa perusahaan yang merelokasi usahanya ke Indonesia. Tercatat sudah ada 11 perusahaan yang akan membangun industri di Morowali.
“Saya kira akan cukup banyak masuk ke kita. Saya bilang Morowali salah satu case lho. Kita tanpa sadari sudah ada lebih 11 perusahaan yang masuk di sana relokasi ke kita sekarang lithium baterai kenapa dia mau bikin di kita karena 80 persen hampir materil baterai lithium ada di Indonesia,” ucap dia.
Diketahui, hasil riset Bank Dunia berjudul Global Economic Risks and Implications for Indonesia menyebutkan, dalam kurun waktu Juni sampai Agustus 2019, dari 33 perusahaan Cina 23 perusahaan memilih Vietnam untuk relokasi. Sisanya 10 perusahaan merelokasi ke Malaysia, Thailand, serta Kamboja.
Laporan: Muhammad Hafidh