KedaiPena.Com – Ada yang istimewa di kantor eks Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, siang ini (Kamis, 25/8).
Ia kedatangan ratusan warga Maluku yang tinggal di Jakarta. Kedatangan mereka yang ditemani tokoh Engeline Patiasina ini mendorong Gus Romli, panggilan Rizal di kalangan Nahdliyin untuk maju menjadi Gubernur DKI.
Rizal yang mengenakan baju merah muda terlihat antusias menerima rombogan. Ia menebar senyum kepada setiap tamu yang hadir. Ia pun menyalami setiap orang yang ada di ruangan, tempat berlangsungnya pertemuan.
Kata Rizal yang sempat berkunjung ke Ambon beberapa waktu lalu menegaskan bahwa orang Maluku memang unik.
“Orang Maluku itu spontan dan romantik. Itu kekuatan yang luar biasa. Saya juga juga diajarkan oleh teman-teman Maluku, kita boleh baku pikir, kita boleh baku debat, tapi jangan baku pukul,” kata dia setelah membacakan peribahasa dari daerah ujung timur Indonesia itu.
Ia pun menegaskan, bangsa Indonesia, termasuk di Maluku sebenarnya bisa maju. Sayang, banyak beban yang membuat bangsa ini tidak maju-maju.
“50 tahun yang lalu, seluruh bangsa Asia  sama miskinnya. Cina bahkan pendapatan rakyatnya hanya 50 dolar, sementara kita 50 tahun yang lalu 100 dolar. Kok bisa 50 tahun kemudian Korea masuk negara maju? Malaysia bisa menjadi negara lebih makmur dan lain-lainnya lagi. Sementara Indonesia tidak,” sambungnya disambut hening para hadirin.
Sebabnya, tambah Rizal, manusia Indonesia kurang diberikan kesempatan untuk maju. Sementara bangsa lain pemuda-pemudinya punya kesempatan untuk maju.
“Mereka menjadi agen pembaharuan dan perubahan,” Menko Perekonomian zaman Presiden Gus Dur ini melanjutkan.
RR, begitu ia kerap disapa, lalu menunjuk sebuah lukisan di salah satu sudut ruangan. Dalam lukisan itu, terlihat sebuah pemuda yang akan terbang dengan balon udara. Namun tertahan karena beban di kakinya.
Pada beban itu tertulis, feodalisme, KKN dan primordialisme. Ya, semua itu adalah penghambat kemajuan Indonesia.
“Dan ketika saya menjadi pejabat, saya mulai bersihkan itu semua. Ya, agar Indonesia maju dan sejahtera, adil dan makmur. Sayangnya Saya kemudian tergusur. Jadi bukan hanya yang di Muara Angke (dan banyak warga di daerah lain) yang tergusur,” cerita Rizal sambil melirik ke Syarifuddin Baso, perwakilan nelayan Muara Angke yang turut datang, diiringi gelak tawa yang lain.
(Prw)