KedaiPena.com – Ramainya proyeksi ekonomi yang menunjukkan penurunan, bahkan ada yang menyatakan potensi resesi ekonomi, ditanggapi dengan optimis oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Hariyadi B. Sukamdani.
Ia menyebutkan dengan melihat indikator yang ada, arus investasi masih akan terus mendatangi Indonesia. Sehingga, perekonomian Indonesia masih bisa terus bertumbuh. Indonesia sendiri saat ini menjadi pilihan dari investor global untuk berinvestasi.
“Pertama, kita bicara daya tarik Indonesia yang dilihat dari jumlah penduduk yang banyak sehingga marketnya cukup besar. Kita lihatnya dari konsumsi rumah tangganya, yang tinggi. Kedua dilihat dari sisi sumber daya alam yang ada, masih banyak yang belum digali potensinya,” kata Hariyadi saat dihubungi, Jumat (14/10/2022).
Lalu, indikator ketiga lanjutnya, dari sisi stabilitas politik, Indonesia dianggap cukup baik dan dari sisi keamanan juga masih cukup bagus.
“Keempat, regulasinya juga dipandang pro pada investasi. UU Ciptaker kemarin memberikan sinyal bagus bagi investor yang ingin menanamkan uangnya di Indonesia,” paparnya.
Untuk memastikan kekuatan ekonomi Indonesia kedepannya dalam menghadapi potensi resesi, adalah menjaga implementasi dari UU Ciptaker itu supaya lancara.
“Karena kita masih banyak keluhan. Misalnya OSS masih problem, misalnya kayak perizinan untuk air tanah masih ribet karena sudah diambil alih di OSS tapi tidak diproses. Jadi betul-betul pemerintah harus peehatikan hal itu. Semua proses perizinan harus lancar,” ujarnya.
Dan ia juga menekankan bahwa masih banyak yang perlu dibenahi dari sistem OSS-nya, karena menyangkut sistem efisiensinya dan sinkron dengan turunan UU Ciprakerja.
“Turunannya juga banyak yang harus disesuaikan, setelah disahkan, dengan kondisi di lapangan. Yang dianggap perlu diperbaiki, baik dari sisi regulasinya dan sistem informasi teknologinya, ya diperbaiki,” ujarnya lagi.
Selain itu, untuk membangun kekuatan ekonomi, Hariyadi menyebutkan perlunya membangun investasi yang sifatnya mengurangi ketergantungan impor.
“Semua sektor yang impor, ada investasi baru yang bisa menggantikannya. Kalau itu berhasil, dari sisi inventasi akan menambah nilai, dari sisi substitusi akan mengurangi atau bahkan menghilangkan impor. Karena uangnya berputar di Indonesia. Nilai tambahnya kita dapat dan juga mengurangi dampak resesi. Resesi itu terjadi karena pertumbuhan minus. Kalau masih tumbuh ya bukan resesi namanya,” ungkapnya.
APINDO sendiri, lanjutnya, selama ini sudah mengadakan divisi khusus untuk membantu menyelaraskan kepentingan investor dengan pihak lokal.
“Kalau dari APINDO sendiri punya divisi khusus untuk masalah investasi, International Strategic Partnership Center. Sebagai bagian dari tim untuk pendampingan investor asing untuk memproses investasinya di Indonesia. Lebih khususnya, kita itu seperti business matching antara investor dengan pemain lokal,” pungkasnya.
Laporan: Tim Kedai Pena