KedaiPena.Com – Indonesia harus terus berbenah diri agar menjadi negara yang kuat dengan segala potensi yang ada. Kekuatan itu dimiliki bukan untuk menguasai pihak lain, tapi agar kita bisa memberi makna untuk dunia.
Jika kuat di bidang pengetahuan, teknologi, ekonomi, dan militer, maka semua gerak Indonesia akan berdampak signifikan bagi dunia.
“Inilah yang dimaksud Indonesia sebagai entitas peradaban,†kata calon presiden dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta dalam dialog Wawasan Politik Islam di Pesantren Miftahul Huda 2, Ciamis ditulis Rabu (11/4/2018).
Kata Anis, negara yang kuat dan menjadi penentu dunia sebenarnya sudah ada contohnya sejak lama, yaitu negeri yang dipimpin Nabi Sulaiman AS. Negeri itu makmur dan kuat karena berlandaskan agama, pengetahuan, teknologi, kemakmuran ekonomi, dan militer.
Anis menyampaikan bahwa Indonesia bisa mengambil inspirasi dari kisah negeri Sulaiman yang ada dalam Al Quran tersebut. Syaratnya, Indonesia punya pemimpin yang menghargai dan mencintai pengetahuan.
“Bahkan Nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS ketika diberi ilmu oleh Allah mengatakan ‘Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman’,†ujar Anis di pesantren yang dipimpin KH Nonop Hanafi.
Anis berceramah di depan kyai, santri, ulama dan masyarakat sekitar Ciamis dalam suasana akrab dan bersahaja. Pesantren Miftahul Huda 2 menjadi perbincangan karena aksi long march sejumlah santri beserta warga Ciamis untuk mendukung aksi bela Islam 212 di Jakarta. Menurut Anis, pesantren ini menjadi simbol jihad politik umat Islam di Nusantara.
Menurut Kyai Nonop, dialog Wawasan Politik Islam diadakan karena banyak pihak ingin mendengar pemikiran mantan Wakil Ketua DPR RI itu.
“Anis Matta ini pemikir muda, visioner, dan punya narasi. Setiap katanya menularkan energi positif. Dan yang saya senang, konsep-konsep beliau, baik tentang negara atau politik, semodern apa pun, pasti kembali merujuk ke Al Quran,†ujar Kyai Nonop.
Anis mengatakan, agama berfungsi memberi orientasi bagi manusia untuk menavigasi kehidupan dan pengetahuan memberdayakan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Wujud pengetahuan yang paling nampak adalah teknologi. Karena itu, tidak ada negara yang maju teknologinya tanpa budaya mencintai pengetahuan.
Ketika kuat pun Indonesia tidak berniat melakukan ekspansi, tetapi menjadi pihak yang dihormati dalam menjaga ketertiban dunia. Inspirasi ini juga diajarkan dalam kisah anak Nabi Daud AS itu.
“Walaupun negara Sulaiman bersifat imperium namun Ratu Bilqis mengaku tunduk pada Sulaiman dan memeluk agama Islam bukan karena negaranya diserang namun karena diyakinkan oleh luasnya pengetahuan yang dimiliki Sulaiman,†tambah Anis.
Anis percaya Indonesia bisa maju dan menjadi salah satu kekuatan utama dunia. Syaratnya, mampu membangun teknologi, ekonomi dan, militer. Untuk itu Indonesia perlu menemukan mesin pertumbuhan ekonomi sehingga kita mampu membiayai pengembangan teknologi, pengembangan manusia, dan militer.
“Yang kita ambil inspirasi dari Sulaiman adalah pemimpin yang mencintai pengetahuan sehingga negerinya makmur dan disegani. Indonesia bisa,†tegas Anis.
Laporan: Muhammad Hafidh