KedaiPena.Com – Indonesia dikabarkan telah keluar dari komitmen ratifikasi kerangka kerja sama ekonomi ‘Trans-Pacific Partnership’ (TPP). Hal tersebut pun direspon positif oleh anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan.
Menurutnya, langkah pemerintah tersebut patut disyukuri karena dengan keluar dari TPP berarti Presiden Jokowi kembali ke jalan yang benar.
“Kita tahu, dan sebelum ini saya pernah bicara bahwa bergabung dengan TPP adalah kebijakan yang keliru. Sebab, langkah itu jelas bertentangan dengan semangat ekonomi kerakyatan yang selama ini kita anut. Sebetulnya bukan soal TPP-nya, tapi soal item-item yang musti kita sepakati bisa sangat merugikan. Kita belum siap ada di situ,” ucap Heri kepada KedaiPena.Com, Jumat (27/1).
Selain itu, kata Heri, bergabung dalam TPP sama halnya dengan melayani kepentingan korporasi besar dan orang-orang kaya. Ini pun jelas bertentangan dengan jalan kerakyatan yang selama ini dikobarkan.
“Lebih jauh, bergabung dalam TPP dapat mengancam kepentingan nasional. Bagaimana tidak? Untuk diketahui, TPP, sebelumnya bernama Trans-Pacific Strategic Economic Partnership (TPSE), adalah skema liberalisasi perdagangan barang dan jasa yang komprehensif, terjadwal, dan mengikat. Bahkan, TPP disebut-sebut lebih progresif karena mencakup isu-isu WTO-Plus,” jelas dia.
Indonesia pun, lanjut Heri, akan diikat dengan kewajiban mereduksi tarifnya hingga mencapai 0 persen pada semua pos tarif di semua sektor, termasuk sektor sensitif seperti kesehatan, asuransi, dan jasa keuangan bila jadi tergabung dalam TPP.
“Indonesia juga wajib menerapkan kebijakan pengurangan biaya transaksi perdagangan, kebijakan kompetisi, government procurement, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan kebijakan investasi,” geram Heri.
Heri pun menambahkan, bahwa TPP juga dipandang luas sebagai alat politik dan ekonomi AS. Bahkan, dalam draft rahasia TPP yang pernah bocor ke publik tahun 2013, disebutkan bahwa TPP tidak lain merupakan kontrol korporasi atas berbagai sektor kehidupan manusia.
“Jadi, dengan keluar dari situ sama halnya kita kembali ke jalan yang benar sebagaimana ajaran Pancasila yang kita anut,” tandas Heri.
Laporan: Muhammad Hafidh
Foto: Istimewa