KedaiPena.Com – Indonesia di ambang krisis energi. Sebab cadangan minyak dan gas semakin sekarat.
Demikian disampaikan pengamat energi Iwan Ratman dalam perbincangan dengan KedaiPena.Com di Jakarta, ditulis Selasa (26/2/2018).
“Sekarang ini produksi kita 770 ribu barel per hari. Riset kita (cadangan minyak mentah) 3 miliar barel. kalau setahun diambil 300 juta barel, maka cadangan tinggal 10 tahun. Itu minyak,” kata Iwan.
Sementaraa untuk gas, cadangannya tinggal 90 Kaki Kubik (Tcf) yang tersebar dari Saabang sampai Merauke. Kalau setahun diambil 3 TcF, maka bertahan 30 tahun
“Jadi, ketahanan energi kita rapuh. Impor terus,” kecewa dia.
Di sisi lain, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sebagai alternatif energi fosil di Indonesia dinilai masih jauh panggang dari api.
Pasalnya, pengembangan energi terbarukan di Indonesia masih terbentur oleh biaya produksi yang tinggi.
“Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014 lalu sempat menjanjikan adanya pengembangan program energi terbarukan yang signifikan,” ingat dia.
“Namun demikian, 4,5 tahun program ini berjalan tidak ada perubahan berarti,” sambungnya.
Iwan Ratman pun menyarankan agar pemerintah dapat segera melakukan pemuktahiran data serta perencanaan kebutuhan energi nasional.
“Pemerintah juga harus menyiapkan ‘road map dan ‘ground desain’ kebutuhan pasokan energi nasional kedepan,” ujar Iwan.
Ia pun menyarankan agar ‘road map’ hingga ‘grand desain’ tersebut dapat dipayungi oleh peraturan presiden (perpres) .
“Hal itu agar perencanaan ketahanan energi nasional dapat dilakukan melalui pembangunan yang berkesinambungan untuk menghindari krisis di depan mata,” Iwan mengatakan.
Dia mencontohkan khusus program ketahanan energi di sektor listrik misalnya, pemerintah harus dapat membuat kebijakan dengan mengkonversi semua pembangkit berbahan bakar subsidi.
“Pemerintah harus dapat membuat kebijakan di PLN dengan mengkonversi semua pembangkit berbahan bakar bersubsidi dan mengganti dengan energi alternatif lainnya,” tutur Iwan.
“Contoh-contoh energi alternatif seperti ‘geothermal’, energi matahari, bio energi dan energi laut,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh