KedaiPena.Com – Sistem pendidikan Indonesia bukan membutuhkan perbaikan dari sisi fasilitas pendukungnya. Namun pendidikan Indonesia membutuhkan visi dan para ahli yang kompeten untuk menginspirasi generasi muda.
Untuk menjadikan para peserta didik ini, bukan hanya belajar tapi menjadi sosok pintar yang menguasai sains dan teknologi disertai dengan kesiapan mental. Hal ini dperlukan agar mampu mendukung dan mengwujudkan langkah negara menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh.
Ketua Umum Ikatan Alumni Habibie (IABIE) Bimo Sasongko menyatakan, penguasaan sains dan teknologi oleh generasi muda Indonesia merupakan suatu keharusan yang harus diwujudkan dalam sistem pendidikan Indonesia.
“Indonesia membutuhkan SDM yang menguasai sains dan teknologi untuk menguasai dunia. Dan ini bisa didapatkan dengan belajar dan juga mendapatkan inspirasi dari generasi sebelumnya dari tokoh bangsa ini. Untuk tumbuh menjadi generasi yang siap mental dengan penguasaan sains dan teknologi,” kata Bimo saat dihubungi, Kamis (19/8/2021).
Sistem pendidikan dengan tiga tahap, SD, SMP dan SMA, dinyatakannya sudah bagus.
“Yang kurang itu blue-print-nya. Tujuan pendidikan kita ini mau kemana? Kan tidak jelas sekarang ini. Visi dan planningnya sekarang tidak ada,” urainya.
Ia menegaskan bahwa yang kurang dari pendidikan Indonesia ini adalah fasilitas pendukung pendidikannya.
“Kalau di kota besar, bukan di wilayah pedesaan ya, sistemnya sudah bagus. Yang kurang hanya fasilitas dan visi kedepannya. Dan menurut saya, visi dan grand desain ini tidak muncul karena yang duduk mengurusi pendidikan tidak memiliki kompetensi di bidang pendidikan. Sehingga mereka tidak punya visi dan grand desain pendidikan Indonesia ini mau kemana,” urainya lagi.
Ditambah, generasi muda ini kurang inspirasi dari pendahulunya atau tokoh negara.
“Saya tidak bicara politik ya. Kita bicara tentang inspirasi. Saat Bung Karno, Indonesia terinspirasi oleh semangatnya. Saat Pak Harto, Indonesia terinspirasi menjadi pintar melalui kehadiran Habibie. Kalau sekarang, para pelajar hanya melihat tayangan online, orang kaya dengan cara instan, selebgram. Dimana belajarnya? Dimana visi menuju Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh. Tanpa ada visi, maka generasi muda kita hanya generasi yang belajar tanpa tahu, ia belajar untuk apa,” papar Bimo.
Ia menyebutkan pemerintah sudah mencanangkan dalam lima tahun ke depan akan menguatkan SDM untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
“Tapi menurut saya, itu hanya lips service. Karena belum ada gerakan apa pun. Hanya omongan saja. Tindakannya belum ada untuk membentuk suatu SDM berkualitas. Kalau cuma SMA dan SMK, maka 30 ke depan, SDM kita hanya akan jadi pekerja. Bukan menjadi penguasanya,” paparnya lagi.
Pendidikan di Indonesia membutuhkan para ahli yang kompeten di bidangnya, yang memahami sepenuhnya aura pendidikan dan visi pendidikan Indonesia ini dalam jangka panjang.
“Yang dibutuhkan adalah seorang yang matang, bukan hanya dari sisi keilmuan tapi juga kematangan dari pengalamannya menjalani hidup dan berjuang dalam bidangnya. Tidak bisa instan. Tak ada yang instan dalam pendidikan. Sama juga, tak ada yang instan untuk menjadi pintar. Kalau generasi muda kita hanya melihat yang instan, apalagi orang yang di bidang pendidikannya juga instan, maka tak ada inspirasi yang bisa mereka peroleh. Akhirnya, pendidikan hanya sebagai ajang memenuhi syarat kelulusan. Pendidikan itu adalah dasar pola berfikir, yang akan menjadi sempurna dengan tempaan pengalaman,” pungkasnya.
Laporan: Natasha