KedaiPena.Com – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengamini pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di ambang kebangkrutan.
Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom Indef Abra Talatof saat memberikan pandangan kepada KedaiPena.Com, ditulis Kamis (17/1/2019).
“Memburuknya kinerja BUMN memang bukan isapan jempol belaka. Faktanya, beberapa BUMN stategis mengalami tekanan yang luar biasa, terutama akibat kebijakan ambisius pemerintah dalam proyek-proyek infrastruktur dan kebijakan populis pemerintah,” ujar Abra.
Ia memaparkan sejumlah BUMN yang merugi seperti Garuda rugi Rp1,67 triliun per Juni 2018. Pertamina meski masih untung Rp5 triliun per semester I -2018, namun labanya tersebut merosot hingga 73 persen.
“Belum PLN yang rugi Rp5,3 triliun di semester I-2018, kerugiannya jauh lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu Rp Rp 2,03 triliun. Dan Krakatau Steel rugi USD 37,78 juta atau sekitar Rp 536,476 miliar (kurs Rp 14.200) pada kuartal III 2018,” tutur Abra.
Sedangkan untuk BUMN yang kritis dan terancam bangkurt, lanjut Abra, di antaranya ialah PT Kertas Leces (Persero), PT Inhutani II (Persero), PT Iglas (Persero), PT Boma Bisma Indra (Persero), dan lain-lain.
“Hal ini disebabkan karena beban BUMN untuk pembangunan infrastruktur semakin besar, pemerintah mestinya mendorong peran swasta dalam partisipasi pembangunan proyek-proyek infrastruktur,” sindir Abra.
Abra pun menilai, belum maksimal, peran swasta dalam pembangunan infrastuktur turut diamini oleh Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi).
“Jumlah kontraktor swasta nasional makin menyusut dari 80ribu jadi hanya 35ribu anggota,” tandas Abra.
Laporan: Muhammad Hafidh