KedaiPena.com – Direktur Eksekutif The Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti menyatakan tahun 2025 adalah tahun tantangan bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Apalagi, saat ini pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
“Tahun 2025 menandai babak baru dalam melanjutkan perjalanan sebagai bangsa setelah menghadapi pandemi Covid-19 di 2020. Indonesia kini melangkah maju dengan konstelasi pemerintahan baru di era Prabowo. Meski pada periode lalu kita mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 4,2 persen, dengan angka pertumbuhan ekonomi stagnan di 5 persen, ini menjadi titik awal permasalahan serius Indonesia,” kata Esther dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang diselanggarakan oleh INDEF, Selasa (3/12/2024).
Ia menyatakan, untuk menyiasati kondisi yang ada saat ini, pemerintah harus mampu berfikir dan bertindak ‘pintar’ agar mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan pekerjaan rumah (PR) yang ada. Khususnya terkait motor atau mesin pendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.
“Jika dilihat lagi lebih dalam dari sisi fiskal, pengeluaran konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi hingga 51 persen. Sehingga dibutuhkan mesin lain untuk mendorong ekonomi Indonesia ke depan,” urainya.
Esther menegaskan bahwa tidak mungkin target ekonomi 8 persen bisa tercapai hanya dari kontribusi konsumsi Rumah Tangga saja. Pemerintah perlu mengaktifkan mesin-mesin baru mulai dari investasi, hingga ekspor.
“Karena beban fiskal di masa yang akan datang menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan. Ruang fiskal makin sempit dengan motor utama dari pembiayaan tax revenue,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa