KedaiPena.com – Tindakan pemerintah yang melakukan importasi kedelai sejumlah 350 ribu ton dinyatakan sebagai cermin ketidakoptimalan Kinerja pemerintah dalam pengelolaan pangan.
Anggota DPR RI Komisi IV, Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin mengkritisi, pilihan importasi kedelai dalam jumlah besar dari Amerika dan Kanada ini akibat tingginya harga yang semestinya di bawah angka maksimal Rp10 ribu, kini harga kedelai sudah menyentuh angka Rp13 ribu.
“Ini alasan klasik yang terus berulang sepanjang tahun. Bahwa alasan utama melakukan impor karena tingginya harga komoditas termasuk kedelai, lantas cara mudahnya dengan impor. Upaya terbesar untuk mengendalikan importasi dengan kemampuan produksi dan manajemen stok terlihat dari jaman dulu hingga sekarang belum mampu menjadikan negara ini berdaulat terhadap komoditas pangan,” kata Akmal, Rabu (9/11/2022).
Ia menyebutkan tindakan importasi Dalam kondisi nilai tukar rupiah melebihi Rp15 ribu per Dollar Amerika, akan berakibat gerusan devisa yang cukup signifikan.
Namun Akmal mengharapkan, pengendalian harga kedelai dapat di bawah Rp10 ribu sehingga pengrajin tahu dan tempe dapat terus beraktivitas untuk memenuhi protein nabati masyarakat Indonesia.
“Kedepannya, saya minta mulai dari Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, BULOG, ID Food, mampu mengelola pangan strategis, baik dari produksi, stok, hingga tata niaganya yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia keseluruhan,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa