KedaiPena.Com – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Inas Nasrullah Zubir menilai, kebijakan impor beras ketan sebesar 50 ribu ton yang dilakukan oleh pemerintah bukan menjadi solusi dari kelangkaan dan tingginya harga beras tersebut.
Inas panggilanya akrab menyebut bahwa ada permasalahan distribusi yang tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah, sehingga membuat langka dan tingginya harga beras ketan saat ini.
Diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberi tugas kepada PT Sarinah Persero untuk mengimpor beras ketan sebesar 50 ribu ton dari Vietnam dan Thailand. Hal itu didasari oleh surat penugasan per tanggal pada 9 Januari 2018.
Dalam pelaksanaannya, perusahaan plat merah tersebut akan berkerja sama dengan lima perusahaan lain seperti PT Golden Sinar Sakti, PT Budi Andalan Argo, PT Buana Bisnis, PT Sejati Makmur Semesta dan PT Jabar Indah Sejahtera.
PT Sarinah Persero menyebut bahwa kembali dibukanya keran impor lantaran saat ini beras ketan sedang mengalami kelangkaan dan harganya juga melonjak tinggi melebihi penetapan Harga Eceran
“Persoalan impor beras ketan harus dicermati tentang distribusinya, karena selama ini ketan produksi lokal ditengarai dikuasai tengkulak. Sehiggga sering terjadi lonjakan harga,” kata dia kepada wartawan, Kamis (25/1/2018).
Pemerintah, kata Politikus Hanura ini , seharusnya dapat membenahi dan memperbaiki sistem yang selama ini dikuasi oleh para tengkulak, sebelum kembali membuka keran impor sebesar 50 ribu ton.
“Jika impor digunakan untuk mengontrol harga, tentunya tidak menjadi persoalan. Tapi apakah Kemendag sudah berupaya optimal mengontrol para tengkulak? Seharusnya hal ini dibenahi dulu sebelum mengambil kebijakan impor ketan,” pungkas Inas.
Laporan: Muhammad Hafidh