KedaiPena.Com – Tokoh nasional Rizal Ramli hadiri perayaan Imlek di kawasan Lodan, Tangerang, Banten.
Hadir bersama Rizal, Suhu Bhiksu Prajnavira Mahasthavira. Sekjen World Sangha Budhist Council itu berpesan, ‘welas asih, bijaksana untuk semua’.
Acaranya Imlek di Vihara Lodan kali ini memang lebih sederhana.
Senada, Rizal pun menilai, perayaan Imlek tahun ini khidmat dan sederhana.
Meski sederhana, Rizal melihat kehangatan dalam perbedaan.
Jadi, apa yang dilakukan KH Abdurrahman Wahid atau Gusdur harus dicontoh.
Gusdur tak hanya memperjuangkan sikap toleransi terhadap masyarakat minoritas dalam keberagaman, melainkan kepedulian pada kepentingan bangsa.
“Karena Gusdur memberikan toleransi terhadap kelompok minoritas. Tak hanya warga keturunan, melainkan saudara kita di luar pulau Jawa, Papua misalnya,” ujar Rizal, kemarin.
Rizal Ramli pun berharap agar pemerintah bisa belajar dari pemerintahan di era presiden Gusdur.
Sebagaimana diketahui, perayaan Imlek memang sempat dilarang sewaktu era Soeharto.
Bahkan, Inpres No. 14/1967 dikeluarkan untuk melarangan agama, kepercayaan, dan adat istiadat Cina. Sejak itu, perayaan Imlek haram diramaikan di depan publik.
Pelarangan juga menyangkut pemakaian aksara Cina. Lagu-lagu berbahasa Mandarin pun lenyap dari siaran radio.
Akhirnya Gusdur pun mengubah kebijakan tersebut sewaktu menjadi presiden RI, dan kemudian menganulir Inpres No. 14/1967 dengan menerbitkan Inpres No. 6/2000.
Sejak itulah, komunitas Tionghoa bebas kembali menjalankan kepercayaan dan budayanya.
Laporan: Muhammad Lutfi