KedaiPena.Com – Selama tahun 2015, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mendata lebih dari 176 pasar terbakar, baik dalam skala kecil maupun besar. Namun, hasil penelusuran Ikappi, ada indikasi kebakaran-kebakaran tersebut tidak alami. Namun sengaja dibuat oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab.
Salah satu modus pembakaran pasar yang Ikappi temui di Pasar Tulang Bawang Lampung, adalah benda menyerupai petasan dalam bentuk besar. Selain itu, Ikappi juga menemukan ceceran cairan mudah terbakar di beberapa kios yang tidak terbakar di pasar Padang Panjang.
“Beberapa modus baru juga kami temui. Salah satunya menggunakan tikus dan tabung gas,” sambung keterangan yang diunggah akun twitter Ikappi, Rabu (23/3).
Pola pemadamannya pun sama, damkar telat datang, selang bocor, tidak bawa air, hydran tidak berfungsi, kunci pasar hilang dan lain-lain. Biasanya, keamanan pasar juga tak di tempat saat kejadian.
“Di Jatibarang Indramayu, justru mereka (petugas keamanan) diam saja saat lihat kebakaran,” sambung keterangan itu.
Ciri lain, sumber api tidak hanya di satu titik. Ikappi temukan fakta itu di beberapa pasar, salah satunya Pasar Senen Jakarta. Di Pasar Induk Cianjur, pemadam telat datang. Dan saat datang, tidak bawa air. Balik lagi selangnya bocor.
Nah, sering kali kebakaran selalu dibarengi dengan isu relokasi atau revitalisasi pasar, serta buntutnya komunikasi dengan pedagang.
“Bila kejanggalan itu muncul dalam kasus kebakaran pasar, setidaknya kita boleh untuk curiga. Sembari menunggu bukti penguat lainnya. Hasil puslabfor kebanyakan menyatakan mayoritas kebakaran karena korsleting listrik,” ujar keterangan itu.
Namun di Pasar Sentol Sampang pihak kepolisian berhasil menangkap dua orang pelaku pembakar pasar. Mereka terlihat oleh saksi menyiram bensin di area pasar sesaat sebelum terjadinya kebakaran
“Kami mendorong pihak kepolisian dapat membongkar modus kebakaran pasar yang terkesan ganjil dibeberapa tempat,” pungkas keterangan itu
(Prw)