KedaiPena.com – Pencanangan swasembada pangan yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto dinilai sulit untuk diwujudkan, selama mafia impor pangan belum diberantas.
Peneliti IDEAS, Muhammad Anwar menyatakan fenomena mafia impor pangan, khususnya beras, merupakan permasalahan yang sangat kompleks dan telah lama menggagalkan upaya swasembada di Indonesia.
“Bukti adanya mafia ini, terlihat dari beberapa kasus yang melibatkan oknum dan perusahaan yang terkait dengan jaringan distribusi pangan nasional,” kata Anwar, Jumat (8/11/2024).
Sebagai contoh, beberapa tahun terakhir, beberapa pengusaha besar serta oknum dalam instansi terkait terbukti terlibat dalam kasus manipulasi perizinan impor dan distribusi beras. Beberapa di antaranya bahkan menjalani proses hukum terkait penyalahgunaan izin impor dan kolusi dalam pengaturan stok beras.
“Praktik seperti ini sangat merugikan petani lokal dan membuat harga beras domestik tidak kompetitif, sehingga mendorong kebijakan impor yang menguntungkan mafia,” ujarnya.
Anwar menjelaskan setidaknya, ada dua alasan utama mengapa mafia impor pangan begitu sulit diberantas. Pertama, dalam setiap kali muncul kekurangan atau krisis pangan, isu impor sering dijadikan solusi instan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Ketika pemerintah memutuskan impor, mafia mendapatkan kesempatan untuk memanfaatkan situasi ini untuk mengatur pasokan dan harga,” ujarnya lagi.
Kedua, dukungan besar yang dimiliki oleh mafia impor pangan, baik secara finansial maupun politis, membuat mereka memiliki kemampuan untuk beroperasi dengan tingkat kekebalan tertentu.
“Dukungan ini memungkinkan mereka mempengaruhi kebijakan melalui lobi, kolusi, atau bahkan melalui intervensi hukum, menjadikan mereka seolah-olah berada di atas regulasi yang ada,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa