KedaiPena.com – Peneliti IDEAS, Muhammad Anwar menyatakan untuk mewujudkan swasembada pangan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan pemerintah.
“Jika ingin swasembada pangan, pemerintah harus mengambil langkah-langah krusial. Seperti, melindungi lahan sawah yang tersisa, terutama di Jawa. Langkah ini adalah kebijakan yang tidak bisa ditawar untuk ketahanan pangan di masa depan. Kebijakan membuka lahan sawah baru di luar Jawa, termasuk food estate, sebagai kompensasi atas hilangnya sawah di Jawa, adalah kebijakan yang salah arah, mahal dan beresiko sangat tinggi untuk ketahanan pangan kita,” kata Anwar, Kamis (24/10/2024).
Ia pun menegaskan bahwa mempertahankan sawah dan mendorong usaha pertanian berbasis keluarga (family farming) di Jawa adalah krusial untuk memastikan ketahanan pangan kita di masa depan. Dengan mempertahankan sawah tertutama di Jawa maka secara otomatis akan mempertahankan budaya agraris.
“Kedua, pemerintah harus mulai melakukan modernisasi sektor pertanian. Penggunaan teknologi pertanian yang lebih maju, seperti irigasi pintar, penggunaan benih unggul, pupuk organik, serta mekanisasi di sektor pertanian harus ditingkatkan,” ujarnya.
Termasuk juga menerapkan teknologi digital seperti penggunaan sensor cuaca, drone untuk pemantauan lahan, dan analisis data berbasis AI dapat membantu petani meningkatkan hasil panen dan efisiensi.
“Negara-negara seperti Cina dan Brasil telah berhasil meningkatkan produksi pertanian melalui penerapan teknologi tersebut, dan Indonesia bisa belajar dari pendekatan mereka,” ujarnya lagi.
Langkah ketiga, lanjutnya, Pemerintah harus mempercepat pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan, terutama di daerah penghasil pangan yang terletak di luar Jawa. Selain itu, pembangunan fasilitas penyimpanan yang memadai seperti gudang dingin juga sangat diperlukan untuk menjaga kualitas produk pertanian sebelum dijual.
Melalui peningkatan infrastruktur distribusi ini, pemerintah dapat memastikan rantai pasok pangan yang lebih stabil, sehingga mengurangi ketergantungan pada impor yang sering kali menjadi solusi sementara untuk masalah harga dan ketersediaan pangan.
Dan keempat, pemerintah harus memperkuat sistem pembiayaan pertanian dengan menggandeng bank-bank dan lembaga keuangan lainnya untuk menyediakan produk kredit yang lebih ramah petani.
“Ini dapat mencakup penyediaan kredit mikro dengan bunga yang rendah dan persyaratan yang lebih fleksibel. Selain itu, penting bagi pemerintah untuk menciptakan program pendampingan finansial yang membantu petani dalam pengelolaan keuangan dan perencanaan usaha. Dengan demikian, para petani akan lebih mudah untuk berinvestasi dalam teknologi dan peralatan pertanian yang dapat meningkatkan produktivitas mereka. Jika akses terhadap modal diperbaiki, petani kecil akan memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional,” pungkas Anwar.
Laporan: Ranny Supusepa