KedaiPena.Com – International Outdoor Festival (II Outfest) 2019 #3 Summit yang berlangsung dari tanggal 1-4 Agustus di lapangan Aldiron, Pancoran, Jakarta Selatan resmi dibuka.
II Outfest 2019 ini dibuka dengan seminar ‘Indonesia Adventure Travel Trade Conference 2019′ (IATTACON) yang menghadirkan sejumlah expert di bidang wisata petulangan. Di kegiatan ini, turut di-launching brand Indonesia Adventure In Tropical Heaven
Hadir dalam IATTACON, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata, Anang Sutono, Ketua IATTA Cahyo Alkantana dan Ketua Tim Percepatan Wisata Petulang Amalia Yunita.
Turut hadir di kegiatan tersebut, CN Pandey, President Nepal Associatiaon of Your and Travel Agents (NATTA).
Founder IIOutfest, Ronie Ibrahim mengatakan kegiatan IATTACON ini merupakan yang pertama di Indonesia. Kegiatan, IATTACON ini, lanjut Ronie, diinisiasi oleh para pelaku wisata petualangan.
“Tahun 80-an saya merupakan penggiat alam bebas tapi tidak berani untuk berkarya di industri petualangan. Berbeda dengan Mbak Yuni, Mas Cahyo, Mas Gendon (praktisi wisata paralayang) mereka istiqomah hingga wisata petualangan berkembang seperti saat ini,” ujar Ronie, Kamis, (1/8/2019).
Mengusung tema The Outdoor Adventure Journey pada tahun ini, Ronie berharap, agar penyelenggaraan IIOUTFEST #3Summit dapat membantu tumbuh pertumbuhan industri petualangan di Indonesia.
“Kita harap agar para peserta seminar dapat datang ke stand (di IIOUTFEST) 2019 untuk melihat apa yang kita (industri wisata petualangan) kerjakan. Kita harus memberikan harapan agar industri petualangan di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang,” papar Ronie.
Sementara itu, Ketua IATTA Cahyo Alkantana mengatakan IATTACON dapat menjadi momentum untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan yang terjadi di industri petualangan Indonesia, salah satunya ialah soal sampah.
“Saya beberapa waktu lalu ke Amerika Serikat ke San Francisco dan Chicago, kami melakukan kegiatan promosi dan dengan pemaparan kami mereka sangat apresiasi sekali dengan wisata petualangan di Indonesia tapi ada yang menjadi sorotan mereka yakni soal sampah,” papar Cahyo.
“Masalah sampah, saya dapat komentar dari beberapa tamu wisatawan asal Amerika yang saat diving ternyata banyak menemukan sampah. Mereka naik gunung juga banyak menemukan sampah,” sambung Cahyo.
Dengan demikian, Cahyo mengajak, agar para pelaku industri petualangan yang hadir di IATTACON bisa keluar dan mencari solusi dari permasalahan tersebut.
“Saya yakin kalau di tempat kita (destinasi wisata petualangan ) sudah bisa menangani persoalan sampah. Tapi di daerah lain belum, jadi kita harus memikirkan daerah di luar tempat kita. Sebab, jika tidak kasihan Kementerian Pariwisata membombadir soal marketing, akan sia-sia sebab wisatawan ketika berwisata di Indonesia menemukan sampah mereka tidak akan balik lagi ke sini,” pungkas Cahyo.
Laporan: Muhammad Hafidh