KedaiPena.com – Synergy Partner Prima sukses menggelar Talk Show bertajuk Proyeksi Human Capital 2025 di Wyndham Casablanca Hotel, Jakarta Selatan pada Kamis (17/10/2024).
Acara ini dipimpin oleh CEO Synergy Partner Prima, Revie Fayanti, yang menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi dan praktisi, dengan keynote speaker Iswandi dari Departemen Pemeriksaan Khusus dan Investigasi Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Talk Show ini dihadiri 78 peserta yang berasal dari berbagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di seluruh Indonesia, mulai dari Sumatra hingga Papua. Hadir dalam acara tersebut, para Direktur Utama BPD, direksi, hingga Kepala Divisi serta beberapa Bank Swasta di Jakarta.
Dalam sambutannya, Iswandi menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia perbankan yang berfokus pada intelektualitas dan integritas.
“OJK memandang bahwa sektor perbankan tidak hanya harus memiliki SDM yang mumpuni dari segi pengetahuan dan kemampuan, namun juga memiliki integritas dalam setiap pengambilan keputusan. Hal ini menjadi modal utama dalam menyongsong tantangan industri perbankan yang semakin dinamis,” kata Iswandi dalam keterangan tertulis, Jumat (18/10/2024).
Tiga Pilar Proyeksi Human Capital 2025: Sustainability, Kompetensi, dan Digitalisasi
Para pembicara dalam acara tersebut menyoroti tiga aspek kunci yang menjadi pilar utama proyeksi human capital pada tahun 2025, yaitu sustainability, kompetensi, dan digitalisasi. Setiap pilar ini dinilai penting untuk membentuk SDM perbankan yang mampu menghadapi tantangan industri di masa depan.
Sustainability dalam Pengelolaan Human Capital
Sustainability atau keberlanjutan dalam pengelolaan human capital menjadi topik utama yang dibahas oleh para ahli. Bank di Indonesia, khususnya BPD, dihadapkan pada tuntutan untuk menciptakan SDM yang tidak hanya unggul secara kompetensi, tetapi juga memiliki kapasitas untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan kerja yang berkelanjutan. Hal ini mencakup bagaimana bank dapat merancang strategi pengembangan SDM yang dapat terus berkembang sesuai dengan kebutuhan industri perbankan yang terus berubah. Keberlanjutan juga berarti kemampuan bank dalam mempertahankan talenta yang ada, sekaligus menarik talenta baru yang berpotensi meningkatkan performa bank secara keseluruhan.
Kompetensi: Membangun SDM yang Kuat
Kompetensi SDM menjadi perhatian utama dalam proyeksi Human Capital 2025. Kompetensi yang dimaksud mencakup tiga elemen penting: knowledge (pengetahuan), skills (keterampilan), dan attitude (sikap). Ketiga elemen ini merupakan kunci sukses dalam membangun SDM yang handal di sektor perbankan. Para pembicara menegaskan pentingnya pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai bank. Hal ini, menurut mereka, harus diiringi dengan pembentukan sikap yang mendukung integritas dan komitmen terhadap tata kelola yang baik.
Dalam konteks ini, peran lembaga pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk memastikan SDM bank memiliki sertifikasi dan keterampilan yang relevan. Oleh karena itu, pelatihan yang berbasis kompetensi serta penyelarasan antara kebutuhan industri dengan kurikulum pelatihan menjadi prioritas untuk pengembangan human capital di masa depan.
Digitalisasi: SDM di Era Teknologi
Digitalisasi juga menjadi faktor utama yang akan membentuk proyeksi human capital tahun 2025. Era digital menuntut adanya adaptasi cepat dari SDM perbankan dalam memanfaatkan teknologi digital, baik untuk internal bank maupun pelayanan kepada nasabah. Dalam konteks ini, para pembicara menekankan bahwa digitalisasi tidak hanya terkait dengan adopsi teknologi baru, tetapi juga tentang bagaimana SDM bank dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kualitas pelayanan.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh bank-bank di Indonesia adalah bagaimana mengintegrasikan teknologi ke dalam proses kerja sehari-hari. Bank perlu membangun SDM yang tidak hanya mampu menggunakan teknologi, tetapi juga mampu melakukan analisis data dan membuat keputusan berdasarkan informasi digital. Di sinilah kompetensi dalam bidang teknologi informasi dan big data analytics akan menjadi keunggulan kompetitif bagi SDM di sektor perbankan.
Peran Human Capital dalam Menyongsong Masa Depan Perbankan
Secara keseluruhan, proyeksi Human Capital 2025 menempatkan SDM sebagai pusat penggerak utama bagi industri perbankan yang berkelanjutan. Dengan fokus pada sustainability, kompetensi, dan digitalisasi, bank-bank di Indonesia, khususnya BPD dan BPR, diharapkan dapat mempersiapkan SDM yang tidak hanya mampu beradaptasi dengan perubahan, tetapi juga menjadi agen perubahan itu sendiri.
Para pembicara menyimpulkan bahwa SDM yang memiliki tiga kompetensi utama, yaitu knowledge, skills, dan attitude, akan memegang peran sentral dalam mendorong optimisme sektor perbankan.
“Knowledge memungkinkan SDM untuk memahami industri secara mendalam, skills memberikan kemampuan teknis untuk bekerja secara efektif, sementara attitude memastikan setiap pegawai memiliki sikap positif dan integritas dalam bekerja,” ungkap Iswandi.
Dengan adanya proyeksi ini, diharapkan bank-bank di Indonesia mampu terus berinovasi dalam pengembangan human capital mereka, guna memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan daya saing yang tinggi di tengah tantangan global.
Acara Talk Show ini tidak hanya memberikan gambaran tentang tantangan yang akan dihadapi oleh industri perbankan di masa depan, tetapi juga memberikan panduan bagi para pemimpin bank dalam mengelola SDM mereka secara lebih strategis.
“Synergy Partner Prima akan terus mendukung pengembangan human capital di sektor perbankan melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan yang inovatif. Dengan sinergi antara sustainability, kompetensi, dan digitalisasi, masa depan human capital di sektor perbankan Indonesia terlihat semakin cerah,” kata Revie menutup acara.
Laporan: Tim Kedai Pena