KedaiPena.com – Berita tentang kualitas udara Jabodetabek terus menguar beberapa waktu belakangan ini. Tak hanya lembaga yang berkaitan langsung, tapi para tokoh nasional pun turut memberikan pendapatnya.
Salah satunya, yang memberikan tanggapan adalah Begawan Ekonomi, Rizal Ramli, yang pernah menjabat sebagai Menko Marves.
Ia menyatakan, alternatif hujan buatan bisa membantu menurunkan tingkat polusi udara di Jabodetabek.
“Bagaimana mengurangi polusi Jakarta, ya bikin hujan buatan. Indonesia bisa kok, gitu aja repot,” cuit RR, di akun twitternya, dikutip Senin (21/8/2023).
Seperti diketahui, hujan buatan, saat ini sudah bisa dilakukan untuk mengatasi kebakaran hutan di Sumatera maupun di Kalimantan. Kawasan ini banyak terdapat lahan gambut yang mudah terbakar memasuki musim kemarau.
Selain mengusulkan hujan buatan, RR lantas mengkritisi polusi udara dilanjutkan dengan kebijakan peningkatan penggunaan kendaraan listrik, seperti yang akan dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Di sisi lain, Pemprov akan menggunaan anggaran Tunjangan Kinerja atau Tukin untuk anggaran transportasi ASN akan dialihkan menjadi pendorong pembelian kendaraan listrik.
“Eh malah sibuk jualan kendaraan listrik bersubsidi yg menguntungkan Peng-Peng (penguasa merangkap pengusaha). Pantas ambyar, rungkad deh,” lanjut cuitan RR.
Sebelumnya, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro mengatakan hujan paling berpengaruh untuk menurunkan polusi udara di Jakarta.
“Boleh nggak kita berdoa bersama hujan turun? Kalau angin nggak terlalu berpengaruh. Tapi kalau yang paling berpengaruh adalah hujan karena dia akan membilas udara yang ada di Jakarta. Nah yang paling efektif adalah hujan itu,” kata Sigit kepada wartawan saat media briefing di Kementerian LHK, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2023).
Sigit mengatakan tak ada solusi instan untuk mengatasi polusi udara yang terjadi, karena sudah terakumulasi sejak lama.
“Jadi sebetulnya karena ini sudah terakumulasi lama juga maka effortnya tidak ada yang instan,” tuturnya.
Ia pun mencontohkan fenomena pohon-pohon yang ada di Surabaya yang terbukti menurunkan suhu udara. Menurutnya, jika suhu udara dapat dikurangi maka reaksi kimia dapat diperlambat.
“Memang (ruang terbuka hijau) ada pengaruhnya. Tapi seberapa besar saya perlu cari lagi. Tapi kami di KLHK sudah menerbitkan panduan pohon-pohon yang bisa menyerap parameter-parameter pencemar, misalnya ada tanaman apa yang bisa menyerap CO2 segini,” tuturnya lagi.
Laporan: Tim Kedai Pena