KedaiPena.Com – Ancaman perpecahan ditengah masyarakat akibat maraknya info hoax di dunia maya menuai reaksi keras dari Aktifis 98 pendukung Jokowi. Dia mendesak Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dievaluasi.
Direktur 98 Institut, Sayed Junaedi menilai, masifnya peredaran hoax tidak terlepas dari kurang maksimalnya kinerja Kementrian Komunikasi dan Informatika selaku regulator pemerintah.
“Kebijakan-kebijakan Kominfo terkait penanggulangan informasi hoax di media sosial tidak efektif, buktinya sampai hari ini peredaran informasi hoax masih ramai di media sosial,” ujar Sayed.
Lebih lanjut sayed berpendapat, kinerja Kominfo di bawah kepemimpinan Rudiantara terkait penanggulangan hoax cenderung diambil alih Tim Cyber Kepolisian.
“Akibatnya, kepolisian sasaran para haters. Sementara Kominfo yang punya instrumen teknologi untuk menangkal hoax terlihat cenderung nunggu bola,” terang Sayed.
Apalagi, kata Sayed, kebijakan Rudiantara terkait penunggalangan hoax cenderung merugikan citra pemerintahan Jokowi.
“Masa kemarin dia offside. Katanya mau nutup medsos, itu kan statement menteri yang akhirnya dianggap masyarakat pemerintah Jokowi antidemokrasi,” tegas Sayed.
Selanjutnya Sayed berharap Presiden Jokowi segera mengevaluasi kinerja Menteri Komunikasi dan Informatika. Sebab, imbuh Sayed, jika hoax yang selama ini bereda cukup merugikan pemerintah Jokowi.
“Saya kawatir jika kondisinya seperti ini masyarakat Indonesia yang umumnya masih awam, terhasut penyebar hoax dan eksesnya masyarakat menilai jelek kinerja Pemerintah Jokowi,” ungkap Sayed.
Lebih jauh Sayed menduga bahwa lembeknya kinerja Kominfo terkait penanggulangan hoax di media sosial ada agenda politik tersebung.
“Jangan-jangan tidak maksimalnya Kominfo menanggulangi hoax ada hidden agenda. Kalau memang tidak mampu atau tidak mau kerja, mending menteri Kominfo mengundurkan diri daripada nanti jadi batu sandungan di Pemerintahan Jokowi,” pungkas Sayed.