KedaiPena.Com – Banyak kejutan saat ‘injury time’ kampanye pilpres. Kelompok agamis banyak yang akhirnya mendukung Prabowo Subianto. Secara mengejutkan bergabungnya Ustadz Abdul Somad (UAS).
“Secara kasat mata, bergabungnya UAS membuat kalangan umat Islam terenyuh, baik kepada pengikut UAS se-Indonesia maupun kalangan NU tradisional. Ini membuat mereka tidak ragu-ragu lagi memilih Prabowo,” kata pemerhati sosial politik Syafril Sofyan dalam keterangan kepada KedaiPena.Com, ditulis Minggu (14/4/2019).
Selain UAS, kelompok agamis lain yang juga merapat ke Prabowo adalah Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Adi Hidayat dan Aa Gym. Belum lagi majelis ilmu pimpinan Arifin Ilham.
“Mereka punya organisasi dengan pengikut yang luas,” sambung dia.
Sebelumnya, ekonom senior Rizal Ramli juga memilih mendukung Prabowo dengan berbagai alasan. Dukungan RR pada saat akhir, besar pengaruhnya terhadap kalangan terpelajar, aktivis, kalangan nasionalis dan Gusdurian.
Berikutnya, barisan Prabowo semakin kuat dengan merapatnya eks Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Bahkan ia sempat curhat saat memberikan pidato kebangsaan pada kampanya Prabowo. Secara tegas, Gatot menjelaskan tentang “terpinggirkan” TNI dalam anggaran.
Seperti diketahui, imbuh aktivis Gerakan Mahasiswa 77/78 ini, Jenderal Gatot sangat populer sewaktu menjadi panglima di era Jokowi. Malah Gatot seperti mengalahkan kepopuleran bosnya, Presiden Jokowi.
“Tentu ini menjadi penarik bagi pendukungnya yang selama ini ragu-ragu, terutama kalangan TNI Merah Putih baik yang sudah purna maupun yang aktif,” ia menegaskan.
Satu lagi kejutan adalah Dahlan Iskan, menteri yang amat populer di zaman SBY, menjadi magnet penarik bagi ‘swing voters’ dan ‘undecided voters’ pengikutnya, terutama di Jatim.
“Jangan lupa Otto Hasibuan, eks Ketua Peradi, pengacara senior yang bersama rekan-rekannya Advokat Indonesia Bersatu mendeklarasikan dukungan pada pasangan nomor urut dua. Mereka tidak puas dengan penegakan hukum era Jokowi yang tidak berkeadilan,” lanjut Syafril.
Dukungan berbagai kelompok ini, Syafril memperkiraan akan membawa migrasi pemilih sekitar 8-10%. Jika dari perjalanan kampanye kedua pasang kandidat sudah seimbang capaiannya, maka dengan tambahan keempat tokoh nasional tersebut, diperkirakan Prabowo akan ‘rebound’ dan menang.
“Perbedaan kisaran 6 sampai dengan 10 persen, yakni sekitar 56% – 60%,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi