KedaiPena.com – Menyikapi wacana Presiden Joko Widodo yang akan menutup ekspor kelapa, Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI) menyatakan hal itu merupakan langkah baik, dalam upaya menggenjot pengembangan pengolahan dan pemurnian atau hilirisasi di dalam negeri.
Wakil Ketua Bidang Kerja sama Kelembagaan HIPKI. Amrizal Idroes mengatakan pernyataan Jokowi tersebut merupakan sinyal yang sangat baik dan akan menjadi dorongan bagi HIPKI untuk bisa lebih berinovasi lagi dalam menciptakan produk-produk turunan dari kelapa.
“Produksi kelapa kita secara nasional kira-kira 15 miliar butir kelapa, nah itu yang dihilirisasi baru sekitar mungkin 1 miliar butir, masih kecil. Kecil dalam segi volumenya, tapi kita sudah memulainya. HIPKI sudah mulai melakukan hilirisasi dari beberapa tahun lalu. Jadi memang peluang untuk hilirisasi di kita itu sangat besar sekali,” kata Amrizal, ditulis Kamis (17/8/2023).
Menurut Amrizal, salah satu pengolahan kelapa yang belum digarap di dalam negeri adalah hilir minyak kelapa. Dia mengatakan, pabrik-pabrik minyak di Indonesia sebagian besar masih mengolah dari kopra ke minyak kelapa mentah dan RBD langsung diekspor ke luar negeri.
Sedangkan, kedua komponen tersebut merupakan bahan baku industri hilir di negara maju, seperti bahan baku untuk kosmetik.
“Jadi kalau dari kopra dipres maka dapat crude oil atau minyak kasar, dan atau crude oil itu dimurnikan sedikit menjadi minyak goreng atau RBD, nah itu yang diekspor. Nah sedangkan kedua komponen itu merupakan bahan baku industri hilir di negara negara maju,” kata Amrizal.
Ia mengungkapkan yang menjadi kendala pengembangan hilirisasi kelapa di dalam negeri adalah teknologi.
“Untuk hilirisasi itu kan butuh teknologi ya, teknologi untuk menemukan inovasi produk baru. Inovasi produk ini kan HIPKI sebagai lembaga boleh dikatakan lemah di bidang itu. Kalau misal ada institut dari BRIN atau universitas menyumbangkan inovasi-inovasi produk yang exciting, yang memiliki nilai jual tinggi ke luar negeri, HIPKI siap untuk mengadopsi itu,” ujarnya.
Amrizal menyatakan dengan adanya inovasi berbasis riset dan demand market, maka akan terbuka peluang untuk memperdagangkan turunan dari crude oil dan RBD.
“Jadi nanti produk yang kita jual itu tidak hanya crude oil dan RBD, tapi sudah turunan dari kedua bahan baku crude(mentah) dan RBD tersebut,” kata Amrizal.
Seperti diketahui, pada Sidang Tahunan MPR RI 2023, Presiden Jokowi telah menegaskan, bahwa pemerintah akan melanjutkan program hilirisasi, tak berhenti hanya di sektor pertambangan.
“Hilirisasi yang ingin kita lakukan adalah hilirisasi yang tidak hanya pada komoditas mineral. Tapi juga non-mineral seperti sawit, rumput laut, kelapa dan komoditas potensial lain, yang optimalkan kandungan lokal yang bermitra dengan UMKM, nelayan, petani, sehingga manfaatnya terasa langsung pada rakyat kecil,” kata Presiden Jokowi, Rabu (16/8/2023).
Laporan: Ranny Supusepa