KedaiPena.com – Kementerian Perindustrian menyatakan hilirisasi sektor baja menjadikan industri kecil menengah (IKM) dalam negeri lebih berdaya saing, sehingga memacu kontribusi pengusaha IKM manufaktur dalam peningkatan produk domestik bruto (PDB) nasional.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita mengatakan, dengan menerapkan hilirisasi pada sektor baja, hal ini secara langsung bisa memberikan nilai tambah (value added) terhadap tingkat komponen dalam negeri (TKDN) industri hilir.
Pada akhirnya, nilai tambah tersebut bisa dimanfaatkan pengusaha IKM untuk membuat produk turunan yang memiliki pasar potensial, seperti komponen otomotif, komponen alat mesin pertanian (alsintan), atau menjadi produk kerajinan.
“Bukan hanya ke TKDN manfaatnya, tapi secara value added sektor baja tersebut meningkat,” kata Reni dalam keterangannya, Selasa (25/3/2025).

Oleh karena itu, guna meningkatkan kualitas produk hilir baja yang dibuat oleh IKM, lanjutnya, pihak Ditjen IKMA menjalankan program link and match atau penyesuaian kebutuhan antara industri hulu baja, dan industri hilirnya.
“Hal ini bertujuan supaya suplai bahan baku baja yang dibutuhkan IKM sesuai dengan spesifikasi produk yang hendak dibuat,” ungkapnya.
Disampaikan, populasi IKM saat ini mencapai 4,5 juta unit usaha yang berkontribusi sebesar 99,77 persen dari total unit usaha industri.
Dengan populasi tersebut, IKM berperan menyerap sebanyak 65,52 persen dari total tenaga kerja di sektor industri keseluruhan, atau terdapat 13,11 juta tenaga kerja perindustrian.
Sementara, nilai output IKM terhadap industri pengolahan nonmigas tercatat sebesar 21,53 persen dari total nilai output industri nasional, dengan laju pertumbuhan PDB IKM sebesar 5,26 persen secara tahunan (year on year).
Laporan: Ranny Supusepa