KedaiPena.Com – Film dokumenter Herman O. Lantang diputar secara independen di kampus UIN Jakarta, Sabtu (22/5/2021).
Produser Pelaksana, Syamsirwan Ichien mengatakan, film ini dilatarbelakangi keinginan untuk mengungkao sisi lain dari legenda petualangan Indonesia tersebut.
“Kita mau bikin film sisi lain dari Herman Lantang. Banyak yang menarik soal Herman, mulai dari kebersamaan, cinta keluarga, cinta lingkungan dan persahabatan,” kata Ichien, sapaannya.
Hal tersebut yang membedakan petualang zaman Herman O. Lantang dengan generasi saat ini yang lebih mengedepankan interaksi dunia maya, terutama sosial media.
“Biar diketahui oleh generasi sekarang, bahwa Herman bukan hanya pendiri Mapala UI atau sahabat Soe Hok Gie (petualang dan demontran angkatan 66),” lanjutnya.
“Sekarang lebih banyak lewat sosmed, jarang interaksi langsung. Kalau dulu kan interaksi langsung,” ujar dia.
Ichien melanjutkan, Herman merupakan sosok yang ‘low profile’. Bahkan untuk generasi di bawahnya, termasuk anak SMP dan SMA, disambut dengan hangat.
“Kepribadiannya ‘low profile’, persahabatan terbuka bahkan untuk orang yang baru dikenal. Herman kooperatif gak peduli umur berapa,” sambung Ichien.
Anggota Kehormatan Mapala UI pun menilai seniornya itu sebagai sosok yang nasionalisme tinggi.
“Dia tetap kritis baik kepada Soekarno atau Soeharto. Dia tetep idealis, seperti Soe Hok Gie lah. Seperti bisa kita lihat surat-suratnya dengan Gie sewaktu dia satu tahun di Papua saatelakukan penelitian skripsi,” lanjutnya.
Ichien mengatakan, soal kepedulian politik di masa itu, Herman malah pernah bertindak keras terhadap rekan seangkatannya yang berubah sikap saat masuk ke pemerintahan.
“Dia sempat cerita soal orang-orang yang ktitis, tapi ketika masuk pemerintahan dia lupa. Terus dia kasih kado BH karena sudah lupa (soal idealisme),” tandas Ichien.
Untuk diketahui, Herman O. Lantang meninggal dunia, Senin (22/3/2021) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari di RSUD Tangerang Selatan. Kabar meninggalnya, Herman Lantang yang merupakan sahabat Soe Hok Gie ini sendiri diketahui dari akun Instagram Herman.
“Telah dimuliakan Bapa di Sorga, Papa, Opa, Buyut, Om, Bung kami yang terkasih: Herman Onesimus Lantang,” tulis akun Instagram Herman.
Meski demikian, belum dijelaskan penyebab meninggal dunianya Herman Lantang.
Di masa tuanya, Herman Lantang masih tetap fokus kepada dunia pecinta alam dan gunung dengan mengurus sebuah camping ground di Bogor.
Herman Lantang merupakan mantan mahasiswa jurusan Antropologi di FSUI dan juga mantan ketua senat Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada era 60-an.
Mendiang merupakan salah satu pendiri Mapala UI dan pernah menjabat sebagai ketuanya pada medio 1972-1974.
Herman juga pernah menjadi inisiator gerakan demo long march mahasiswa UI untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno.
Herman Lantang sendiri lahir di Tomohon, Sulawesi Utara Utara, pada 2 Juli 1940. Dia pertama kali mendaki gunung saat usinya masih 12 tahun.
Laporan: Sulistyawan